TEMPO.CO, Minneapolis -Ilhan Omar mencatat sejarah di tengah-tengah rakyat Amerika Serikat memprotes kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS yang dianggap anti-imigran dan anti-Muslim. Omar, eks imigran Muslim asal Somalia memenangkan kursi legislatif di Minnesota.
Perempuan usia 34 tahun yang sehari-sehari mengenakan jilbab menang besar dalam pemilihan anggota parlemen Minnesota. Dengan Omar mendapat kursi di parlemen, menjadikan dirinya sebagai anggota parlemen perempuan pertama di AS yang beragama Islam, berjilbab, dan berlatar pengungsi, mengutip Time, 9 November 2016.
Baca:
Gaya Michelle Obama Saat Jamu Melania Trump di Gedung Putih
Demo 'Not My President', Donald Trump: Sangat Tidak Adil!
Di halaman akun Twitternya, Oman menuliskan:" Sejarah dibuat. Ilhan Omari jadi Wakil dari Minnesota Distrik 60B!. Malam ini puncak dari lebih setahun bekerja keras. Saya sungguh bangga atas kemenangan ini mewakili Distrik 60B Minnesota."
Pemimpin Parlemen untuk Minoritas, Paul Thissen mengatakan kemenangan Omar sebagai sesuatu yang penting bagi masa depan Minnesota dan betapa berartinya menjadi warga Minnesota.
Sebelum tinggal di AS, Omar tinggal di kemah pengungsi Kenya selama empat tahun. Ia melarikan diri dari perang saudara yang merebak di Somalia. Saat mengungsi ke AS, Omar berusia 12 tahun.
Omar aktif sebagai direktur kebijakan di Jaringan Perempuan Organisasi Perempuan. Organisasi bertujuan memberdayakan seluruh perempuan, khususnya imigran generasi kedua dan ketiga untuk menjadi pemimpin komunitasnya.
Kepada Guardian awal tahun ini, Omar mengatakan dia percaya keberadaannya di parlemen mampu mengubah cara orang memandang proses politik. "Bagi saya, ini negara saya, ini masa depan saya, masa depan anak-anak saya dan masa depan cucu-cucu saya," kata Omar.
TIME | MARIA RITA