TEMPO.CO, New Delhi - Atlet tembak jitu India mengundurkan diri dari kejuaraan menembak tingkat Asia di Iran setelah tuan rumah mewajibkan semua peserta wanita harus mengenakan jilbab.
Heena Sidhu, seorang atlet peraih medali emas, mengunggah alasan pengunduran dirinya dari Airgun Asia Shooting Championship di Teheran pada September 2016 melalui akun Twitter resminya.
Juara bertahan ini mengatakan persyaratan berpakaian sesuai dengan prinsip-prinsip Islam bagi peserta yang ditetapkan tuan rumah sangat bertentangan dari nilai-nilai sportivitas. "Memaksa wisatawan atau tamu asing untuk memakai hijab bertentangan dengan semangat olahraga. Karena itu, saya tidak suka dan memutuskan tidak ambil bagian dalam perhelatan itu," kata Sidhu, seperti dilansir Russia Today pada 31 Oktober 2016.
Baca:
Siarkan Ali Khamenei Selfie, Direktur TV di Mesir Undur Diri
Tentara dan Polisi Perkosa Korban Penculikan Boko Haram
Ibu dan 2 Anaknya Asal Suriah Tewas dalam Freezer di Denmark
Atlet 27 tahun tersebut mengatakan biarkan peserta bertanding tanpa harus memaksakan kepercayaan yang satu kepada yang lainnya. Sidhu, yang juga pernah meraih medali emas dalam Commonwealth Games 2010 dan Kejuaraan Menembak Asia tahun lalu di Kuwait, merupakan orang India pertama yang berada pada peringkat satu dunia menembak versi International Sports Shooting Federation (ISSF).
Sidhu bukan satu-satunya atlet yang protes atas aturan tersebut. Sebelumnya, pada September, pecatur wanita menuduh Federasi Catur Dunia (FIDE) gagal membela hak-hak perempuan setelah menyatakan peserta turnamen catur harus memakai jilbab selama kejuaraan dunia di Teheran.
Keputusan untuk menggelar turnamen di ibu kota Iran tersebut menarik reaksi dari grandmaster terkemuka. Juara dunia wanita asal Amerika Serikat, Nazi Paikidze, memboikot acara tersebut. Dia menyatakan tidak menerima Iran menjadi tuan rumah, yang menempatkan wanita sebagai warga negara kelas dua.
Meskipun begitu, ada beberapa yang sanggup menerima syarat tersebut, termasuk sekutu Iran, Rusia. Tim sepak bola mini Rusia bersedia mengenakan hijab selama bertanding melawan tuan rumah Iran pada awal Oktober ini untuk menghormati Islam.
Iran berada di bawah naungan pemerintah Islam sejak revolusi pada 1979. Jilbab merupakan persyaratan wajib untuk semua wanita Iran sesuai dengan agama Islam. Jika tidak dipatuhi, akan berujung pada denda atau teguran, bahkan penangkapan.
RUSSIA TODAY | INDEPENDENT | YON DEMA