TEMPO.CO, Seoul - Ribuan orang melakukan aksi turun ke jalan di sejumlah kota di Korea Selatan untuk menuntut Park Geun-hye mundur dari jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan.
Demonstran yang berkumpul di Cheonggye Plaza, Seoul, membawa lilin dan spanduk besar. Hal serupa juga dilakukan ribuan demonstran di Kota Busan, Ulsan, Gwangju, Pulau Jeju, dan beberapa kota lain.
Para demonstran marah mengetahui Presiden Park melakukan korupsi bersama kroni-kroninya, mengutip Chosun Ilbo, 31 Oktober 2016.
Sekalipun Presiden Park telah meminta maaf atas tindakannya, tapi ribuan warga Korea Selatan tetap menuntut dia mundur dari jabatannya.
Baca: Surat Staf Putin Bocor, Ada Peran Rusia di Konflik Ukraina
Presiden Park mengakui telah melibatkan Choi Soon-sil, teman lamanya, dalam tugas-tugas kepresidenan seperti mengedit pidato-pidatonya dan Choi memanfaatkan peluang itu untuk melakukan suap.
Bahkan diduga kuat Choi merupakan sosok yang sesungguhnya berkuasa dalam menjalankan pemerintahan Park.
Choi, hari ini, 31 Oktober, memenuhi panggilan jaksa penuntut yang menuduhnya telah menyalahgunakan pertemanannya dengan Presiden Park. Choi disebut terlibat langsung mempengaruhi urusan pemerintah dan mengambil keuntungan dari keterlibatannya itu.
Choi di hadapan para jurnalis dan para demonstran yang menuntut dia ditangkap dan Presiden Park mundur, menyatakan permintaan maaf.
"Tolong maafkan saya," kata Choi, seperti dikutip dari Channel News Asia, 31 Oktober.
Ribuan orang di beberapa kota di Korea Selatan masih melakukan aksi demonstrasi menuntut Presiden Park mundur. Aksi demonstrasi ini dijadwalkan akan berlangsung hingga 12 November mendatang.
CHOSUN ILBO | CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA