Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bankir Inggris Ini Tenang Rincikan 2 WNI yang Dibunuhnya

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi
Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi
Iklan

TEMPO.CO, Hong Kong - Bankir Inggris, Rurik Jutting, merincikan secara tenang pengaruh kokain yang menjadi penyebab dia melakukan penyiksaan dan pembunuhan yang berakhir dengan kematian dua perempuan Indonesia di apartemen mewahnya di Hong Kong.

Dalam pengadilan yang dilaksanakan, Rabu, 26 Oktober 2016 waktu setempat, dengan menunjukan video yang dimilikinya, pria 31 tahun lulusan Cambridge itu mengatakan enam minggu setelah ia mulai membeli kokain langsung dari pengedarnya, ia terpengaruh lebih jauh dalam obat-obatan, alcohol, dan memakai jasa prostitusi.

Pada hari ketiga sidang pembunuhan, jaksa mengatakan Jutting mengonsumsi 10 gram kokain murni 30 persen sehari yang merupakan dosis tinggi. Seorang ahli toksikologi mengatakan dalam ruang sidang sekitar tiga gram saja dikonsumsi bisa berakibat fatal.

Jutting telah mengakui telah membunuh Sumarti Ningsih, 23, dan seorang WNI lainnya Seneng Mujiasih, 26, di apartemennya dua tahun lalu.

Namun, ia membantah jika disebut bertanggung jawab secara langsung atas pembunuhan-pembunuhan itu. Ia mengakui pembunuhan tersebut terjadi secara tidak disengaja.

Jutting menjelaskan video itu menunjukan bagaimana kokain membuatnya merasakan dorongan seksual dan berfantasi untuk jangka waktu yang lama. Dia mengaku telah mencoba kokain sebelumnya tapi hanya sekilas.

Dalam pemeriksaan, saat menjelaskan pembunuhan pertama, Jutting membungkuk untuk menunjukkan bagaimana ia menggorok tenggorokan korban pertamanya, Ningsih, yang ditemuinya melalui iklan baris salah satu laman web.

"Awalnya saya tidak memotong cukup dalam, saya hanya memotong pembuluh darah di tenggorokannya ... dia berdarah di lantai. Lalu, aku menarik dia ke kamar mandi dan menggunakan pisau untuk memotong sedalam yang aku bisa dan kemudian dia meninggal dalam beberapa menit," kata Jutting sambil menjelaskan video dalam ruang sidang yang penuh sesak.

Jutting memfilmkan dirinya saat menyiksa dan membunuh salah satu korbannya . Film itu merupakan bagian dari rekaman ponsel selama empat jam yang menunjukan perubahan sikapnya antara menyombongkan diri, penyesalan, dan menggambarkan kesenangan ia akan hubungan seksual secara brutal.

Ketika menjelaskan pembunuhan kedua dalam video, Jutting menjelaskan bagaimana ia bertemu Mujiasih di sebuah bar dekat kediamannya dan setuju membayar 12 ribu dolar Hong Kong (US$ 1.550) untuk pergi ke apartemennya yang hanya beberapa menit berjalan kaki dari kawasan prostitusi di kota itu.

Jutting mengatakan dia membunuh Mujiasih dalam waktu 20 menit sejak perempuan tersebut memasuki apartemennya. Sekali lagi dia mengisyaratkan pada dua petugas yang memutarkan video untuk menunjukan bagaimana ia menggunakan tangan kanannya untuk memotong tenggorokan sementara tangan kirinya memegang kepala perempuan itu.

"Saya tidak ingat berapa lama dia mati. Saya pikir satu waktu ketika dia masih hidup, aku keluar ke balkon, telanjang, dan berlumuran darah dan tergeletak di balkon untuk beberapa waktu," katanya.

Jutting mengatakan, "Mereka Adalah Mangsa". Dia tidak tidur di antara dua pembunuhan tersebut yang memakan waktu sekitar lima hari. Dalam periode itu, Jutting menggunakan kokain dengan jumlah berlebih dan menonton pornografi ekstrim, termasuk yang bertema kekerasan dan perkosaan.

Dia merinci bagaimana dia bertemu korban keduanya di sebuah bar bernama New Makati, yang dikatakannya merupakan tempat yang diketahui menyediakan pekerja seks.

"Dia adalah mangsa, saya hanya bisa menggambarkan bahwa diriku berada dalam posisi berburu," kata Jutting.

Dalam pemeriksaan dengan polisi pada 2 November 2014, satu hari setelah Jutting ditangkap, dia mengungkapkan sangat detail atas apa yang terjadi. Saat itu dia menceritakan dengan tenang jalannya peristiwa tersebut dan menampilkan keriangannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jutting, yang juga belajar di Winchester, salah satu sekolah swasta terkenal dan tertua di Inggris. Dia diketahui bekerja di Bank of America cabang Hong Kong sebelum penangkapannya.

Saat diperiksa polisi, Jutting mengatakan dirinya mengundurkan diri tak lama setelah membunuh Ningsih dengan mengirimkan email ke bank, sebelum kemudian mencoba untuk "membersihkan kamar mandi" di mana korban pertama meninggal.

Bank of America menolak memberikan komentarnya ketika dihubungi kantor berita Reuters, Rabu.

Dengan kemeja biru tua, Jutting muncul dan menjadi perhatian selama sidang Rabu itu ketika dia diperlihatkan videonya.

Dalam salah satu video, Jutting mengatakan dia berhubungan seksual dengan Ningsih di sebuah hotel dekat apartemennya dalam satu waktu selama periode enam hari ketika dia dikunjungi beberapa pekerja seks.

Dalam pertemuan kedua kalinya dia setuju untuk membayar Ningsih sebesar 8.000 hingga 10 ribu dolar Hong Kong untuk menghabiskan malam bersamanya, sebuah pertemuan yang pada akhirnya berubah menjadi penyiksaan selama tiga hari.

Jutting, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden dan Kepala Structured Equity Finance & Trading wilayah Asia bagi Bank of America, telah dinyatakan depresi karena pekerjaannya. Juga dari rangkaian pernyataannya yang melantur dan narsis.

Jutting dituntut melakukan pembunuhan pada Oktober 2014.

Polisi mengatakan mereka menerima panggilan dari pria yang kala itu berusia 29 dan meminta petugas untuk datang ke apartemennya, di mana mereka menemukan mayat dua wanita tersebut.

Dari kesaksian ahli Forensik Patologi Poon Wai-ming di pengadilan, Ningsih yang memiliki seorang putra di Indonesia dan datang ke Hong Kong dengan visa turis, dimutilasi dan ditemukan di dalam koper yang disimpan di balkon apartemen Jutting.

Sementara Mujiasih, yang merupakan pekerja rumah tangga, ditemukan tergeletak di dalam apartemen dengan luka di leher dan pantat.

Pihak pembela dan penuntut sama-sama sepakat atas bukti psikis.

Sementara Hakim Michael Stuart-Moore telah menyarankan pada para juri di hari pertama persidangan dengan mengatakan putusan bisa disandarkan pada kesaksian psikiatri dan psikologis.

Pembunuhan di Hong Kong akan dijatuhi hukuman seumur hidup, sementara pembunuhan tanpa disengaja memiliki sanksi maksimal seumur hidup.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

11 jam lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Jalanan Paling Keren di Dunia Menurut Time Out, Peringkat Pertama Ada di Melbourne

3 hari lalu

High Street, Melbourne. (Foto: Josie Withers | visitvictoria.com)
Jalanan Paling Keren di Dunia Menurut Time Out, Peringkat Pertama Ada di Melbourne

Beberapa hal yang menjadi indikator pemilihan jalanan ini adalah jalanan, jalan raya, plaza, dan bulevar favorit warga lokal


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

3 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

3 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

4 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri


Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

Reza mengatakan, anak-anak dalam peristiwa satu keluarga tewas jatuh dari apartemen ini harus tetap diposisikan sebagai orang yang tidak setuju.


Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

8 hari lalu

3 Pelaku pembunuhan berencana terhadap karyawan PT MRT (Perseroda) Disa Dwi Yarto yang sudah ditangkap Polda Metro Jaya, Jumat, 17 November 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

Pelaku pembunuhan karyawan MRT Disa Dwi Yarto sempat membius korban, tetapi tidak berhasil