Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duterte Persilakan Pengusaha Amerika Serikat Angkat Kaki dari Filipina

image-gnews
Rodrigo Duterte. REUTERS
Rodrigo Duterte. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mempersilakan pengusaha ataupun investor Amerika Serikat segera angkat kaki dari negaranya. Duterte tidak terima pernyataannya yang tajam dan vulgar dianggap membuat gelisah para pengusaha dan investor Amerika.

"Pergi. Kemasi tasmu. Kami akan berkorban. Kami akan pulih, saya yakinkah Anda. Kami akan hidup dan selamat. Kami telah melewati masa-masa terberat di planet ini," kata Duterte kepada wartawan di Terminal 2 Bandara NAIA beberapa saat sebelum terbang ke Jepang, seperti dilansir Philippine Star, 26 Oktober 2016.

Baca:
Kisah 26 Orang Disandera Perompak Somalia Selama 4 Tahun
1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI
Publikasi Foto Topless Kate Middleton, 6 Jurnalis Diadili

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Menteri Luar Negeri Amerika Daniel Russel berkunjung ke Filipina. Ia menyatakan pernyataan Duterte membuat para pengusaha Amerika gelisah, khususnya tentang pernyataan Duterte baru-baru ini yang menghentikan kerja sama dengan Amerika.

"Ini menimbulkan iklim ketidakpastian," ucap Russel kepada wartawan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay Jr. di Manila, Senin, 25 Oktober 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Duterte menganggap pernyataan Russel sebagai penghinaan terhadapnya. "Saya katakan, jangan lakukan itu kepada saya. Setiap waktu, mereka mengancam kami, termasuk Uni Eropa. Mereka kira mereka lebih besar daripada kami," ujar mantan Wali Kota Davao ini.

Duterte selama ini juga marah atas kritik pemerintah Amerika mengenai tewasnya lebih dari 3.000 orang dalam tiga bulan pemerintahannya yang disebabkan oleh operasi memerangi perdagangan narkoba di Filipina, termasuk pembunuhan massal pasukan Amerika terhadap ratusan muslim pada awal abad ke-20.

"Anda tahu, sebelum kami mampu maju melangkah, Mr Amerika, ada banyak hal. Pembunuhan massal dialami orang Filipina sebelumnya. Ini sejarah menyakitkan yang tidak akan pernah berlalu," tutur Duterte.

PHILIPPINE STAR | MARIA RITA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

4 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengadakan konferensi pers di Berlin, Jerman, 12 Maret 2024. REUTERS/Liesa Johannssen
Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan deeskalasi sengketa Laut Cina Selatan harus menjadi prioritas.


Dua Awak Kapal Filipina Tewas dalam Serangan Rudal Houthi di Teluk Aden

11 hari lalu

Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. REUTERS
Dua Awak Kapal Filipina Tewas dalam Serangan Rudal Houthi di Teluk Aden

Dua dari tiga awak kapal yang tewas dalam serangan mematikan Houthi di Teluk Aden dikonfirmasi sebagai warga negara Filipina.


Kelompok Transgender Filipina dan Thailand Baku Hantam, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Ilustrasi tawuran / perkelahian / kerusuhan. Shutterstock
Kelompok Transgender Filipina dan Thailand Baku Hantam, Apa Penyebabnya?

Polisi Thailand membubarkan perkelahian antara kelompok transgender Filipina dan Thailand


Ferdinand Marcos Jr Sebut Filipina Tak akan Serahkan Yurisdiksi Maritim di Laut Cina Selatan

14 hari lalu

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Ferdinand Marcos Jr Sebut Filipina Tak akan Serahkan Yurisdiksi Maritim di Laut Cina Selatan

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyayangkan Cina terus melanggar kedaulatan dan yurisdiksi negaranya di Laut Cina Selatan.


Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

19 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

Presiden Filipina memastikan meski Angkatan Laut Cina berada di Laut Cina Selatan, hal itu tidak akan membuatnya gentar.


Filipina Tunjuk Tom Saintfiet sebagai Pelatih Baru, Langsung Target Juara Piala AFF 2024

21 hari lalu

Pemain timnas Filipina, Mike Ott dan Kevin Ingreso melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, 21 November 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Filipina Tunjuk Tom Saintfiet sebagai Pelatih Baru, Langsung Target Juara Piala AFF 2024

Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) menunjuk Tom Saintfiet sebagai pelatih kepala menggantikan Michael Weiss.


Kilas Balik Naiknya Cory Aquino, Mengakhiri Rezim Diktator Filipina Ferdinand Marcos

22 hari lalu

Kilas Balik Naiknya Cory Aquino, Mengakhiri Rezim Diktator Filipina Ferdinand Marcos

Cory Aquino memimpin jutaan orang dalam pemberontakan damai yang menggulingkan Ferdinand Marcos yang berkuasa dengan tangan besi selama 2 dekade.


People Power 22-25 Februari 1986, Perjuangan Rakyat Filipina Melawan Rezim Diktator Ferdinand Marcos

24 hari lalu

People Power 22-25 Februari 1986, Perjuangan Rakyat Filipina Melawan Rezim Diktator Ferdinand Marcos

Revolusi People Power terjadi sepanjang 22-25 Februari 1986. Perjuangan rakyat Filipina melawan rezim diktator Ferdinand Marcos.


Presiden Ferdinand Marcos Jr Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

26 hari lalu

Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. dan Calon Presiden Prabowo Subianto. REUTERS/Lisa Marie David dan REUTERS/Willy Kurniawan
Presiden Ferdinand Marcos Jr Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

Ferdinand Marcos Jr mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto karena terpilih menjadi Presiden RI yang baru.