TEMPO.CO, Washington DC - Kandidat presiden Amerika Serikat asal Partai Republik, Donald Trumph menolak memberi pernyataan soal apakah dia akan menerima hasil pemilihan jika kalah dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 8 November mendatang.
"Saya akan melihat-lihat dulu," kata Trump menjawab pertanyaan moderator, Chris Wallace dari Fox News, dalam debat calon presiden Amerika Serikat ketiga dan terakhir, Rabu, 19 Oktober 2016 atau Kamis waktu Indonesia.
"Apa yang saya lihat adalah sangat buruk. Media sangat tidak jujur dan sangat korup dan jumlahnya sangat menakjubkan. Menurut saya para pemilih melihat melalui itu. Saya akan katakan pada waktunya. Saya akan biarkan Anda tegang, OK?" papar Trump.
Rivalnya, kandidat presiden asal Partai Demokrat, Hillary Clinton menyebut pernyataan Trump mengkhawatirkan. Sementara Komite Nasional Partai Republik menyatakan bahwa partai nasional akan menghormati pilihan rakyat Amerika Serikat.
Trump balik menyudutkan Hillary Clinton dan beranggapan bahwa Hillary seharusnya tidak mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.
“Dia seharusnya tidak dibiarkan mencalonkan diri. Dia bersalah atas kejahatan yang benar-benar serius. Dia seharusnya tidak boleh dibiarkan mencalonkan diri, dan dalam hal ini, saya katakan ini dimanipulasi,” kata Trump yang mengacu pada skandal e-mail Clinton saat dia menjadi Menteri Luar Negeri.
Clinton, mantan Ibu Negara Amerika Serikat, langsung menyatakan penolakan Trump untuk mengaku kalah menjadi ancaman bagi demokrasi. Trump juga selalu mengelak jika tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.
“Ini mengerikan. Setiap kali Donald berpikir keadaan yang terjadi tidak sesuai ke arahnya, ia mengklaim itu dimanipulasi untuk melawan dia,” kata clinton membalas pernyataan Trump.
Clinton mengatakan saat Trump kalah dalam Kaukus Iowa, primari di Wisconsin, Trump merasa dirinya dicurangi oleh Partai Republik.
Juga saat Trump University digugat untuk penipuan dan pemerasan, Trumph mengklaim sistem dan hakim federal melakukan kecurangan untuk melawan dia. Bahkan saat program acara televisinya tidak memenangkan penghargaan Emmy Award, Trump pun mulai mencuit, menuding terjadi kecurangan dalam penilaian Emmy.
Pernyataan yang disampaikan Trump sangat bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh putri Trump, Ivanka, dan calon wakil presiden Mike Pence. Ivanka dan Pence sama-sama mengatakan pihaknya akan menerima apapun hasil voting yang keluar nanti.
Tidak hanya itu, pernyataan Trump pun bertentangan dengan sumpahnya dalam debat pertama. “Jawabannya adalah, apabila dia (Clinton) menang, saya akan mendukung dia” ujar Trump, pada 26 September 2016.
NEW YORK POST | AMMY HETHARIA | NATALIA SANTI