TEMPO.CO, Mosul - Kelompok teror bersenjata, ISIS, membakar sumur-sumur minyak di Mosul, Irak, sebagai taktik bumi hangus menghadapi tekanan dari pasukan pemerintah Irak dan sekutunya.
Langit di Mosul pun hitam pekat dan bersamaan itu ribuan warga Mosul mengungsi mencari tempat lebih aman dengan bantuan pasukan pemerintah Irak dan sekutu. Para perempuan, anak-anak, dan orang tua diangkut memakai truk militer ataupun berjalan kaki menuju Kota Al Qayyarah, yang aman dari serangan milisi ISIS.
Taktik ISIS membakar sumur-sumur itu bertujuan meminimalkan jarak pandang pilot-pilot tempur musuh saat ISIS dibombardir dari udara. Cara ISIS ini, seperti dikutip dari Daily Mail, 19 Oktober 2016, mengingatkan taktik pasukan mantan Presiden Irak Saddam Hussein saat dikalahkan dalam Perang Teluk tahun 1991. Saddam, yang berusaha menginvasi Kuwait, mendapatkan serangan luar biasa dari pasukan pendukung Kuwait.
Lebih dari 40 ribu anggota pasukan Irak dan Kurdi dikerahkan untuk memberangus ISIS, dengan jumlah milisi sekitar 5.000 orang. Pasukan Irak dan Kurdi mendapatkan bantuan pasukan dari 60 negara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. Pasukan koalisi membantu serangan dari udara dan darat.
Baca:
Arab Saudi Tembak Mati Pangeran yang Didakwa Membunuh
Patung Telanjang Hillary Clinton Muncul di Manhattan, AS
Perang melawan ISIS diperkirakan akan berlangsung lama dengan medan yang sulit, mengingat ISIS telah melakukan berbagai rintangan untuk memblokade jalan masuk pasukan Irak, Kurdi, dan koalisi ke Mosul.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi kepada para jurnalis memprediksi perang melawan ISIS akan berlangsung berbulan-bulan. "Mosul akan menjadi tempat pertempuran yang sulit. Akan ada kemajuan dan ada kemunduran," kata Renzi.
Peter Cook, juru bicara Pentagon, memberikan harapan dengan mengatakan tanda-tanda lebih awal pasukan Irak mengenai sasaran mulai terlihat.
Adapun PBB memperkirakan warga Mosul sudah mulai meninggalkan kota itu secepat mungkin karena khawatir ISIS akan menggunakan warga sipil sebagai perisai. Adapun sejumlah lembaga kemanusiaan internasional telah mengeluarkan peringatan bahwa pertempuran di Mosul akan menimbulkan krisis kemanusiaan buatan manusia yang terburuk pada zaman modern ini.
Milisi ISIS diduga kuat menggunakan senjata kimia, penembak jitu, dan jebakan-jebakan untuk mempertahankan posisi mereka. Dalam pertempuran ini, milisi-milisi ISIS digambarkan seperti tikus berlarian keluar dari terowongan-terowongan untuk melakukan aksi serangan bunuh diri.
DAILY MAIL | MARIA RITA