TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Potugal António Guterres dikabarkan akan menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) yang baru. Keputusan ini diambil setelah Dewan Keamanan PBB sepakat menggeser posisi Ban Ki-moon pada awal tahun depan.
Dalam suatu pertemuan, sebanyak 15 duta besar dari dewan telah sepakat memilih Guterres. Saat ini ia menjabat sebagai Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi selama satu dekade. Para duta besar itu, mereka akan mengkonfirmasi pilihannya pada pemilihan suara Kamis nanti.
“Hari ini setelah jajak pendapat keenam, kami memiliki calon favorit yang jelas, ia adalah António Guterres,” ujar Duta Besar Rusia PBB, Vitaly Churkin. “Kami telah memutuskan untuk memilih secara formal besok pagi (Kamis).”
Pada masa Ban Ki-moon mengakhiri masa kepemimpinannya, ternyata muncul kejutan. Padahal, banyak pengamat memperkirakan proses seleksi masih akan terus berlanjut hingga akhir Oktober Pasalnya, sebagian negara besar diperkirakan akan berjuang untuk mempromosikan kandidat pilihan mereka.
Beberapa negara bahkan berpikir Rusia, yang saat ini memegang peranan penting dalam Dewan Keamanan, akan menghalangi langkah Guterres. Duta Besar Moskow bahkan mengatakan Rusia ingin negara Eropa Timur yang akan memegang jabatan tertinggi PBB.
Margin kemenangan Guterres sangat menentukan. Guterres berhasil meraup suara sebanyak 13 orang , dua abstain, sementara itu tidak satu suara pun yang tidak berpihak pada dirinya.
Sementara, posisi kedua ditempati oleh diplomat Slovakia Miroslav Lajcak yang mengantogi suara sebanyak tujuh orang dalam mendukung dan enam orang menentang dirinya, dua dari mereka veto dari anggota tetap dewan.
"Kami memiliki jajak pendapat di mana, untuk pertama kalinya, para anggota tetap yang mengisi suara dari warna yang berbeda. Anggota tetap memiliki suara merah dan anggota tidak tetap memiliki suara putih," kata duta besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft.
Dewan Keamanan pada hari Kamis ini akan memutuskan apakah akan memiliki suara formal atau tidak jika dua abstain mengubah pikiran mereka, untuk meluluskan pencalonan resolusi Guterres secara aklamasi. Nominator akan pergi ke sidang umum PBB yang akan baik memilih atau, lebih mungkin, mengkonfirmasi pencalonan secara aklamasi.
THE GUARDIAN | LARISSA