TEMPO.CO, New York - Penelitian yang dilakukan ilmuwan di Johns Hopkins Medicine, bekerja sama dengan ilmuwan dari Kolombia, menemukan bukti baru kaitan Virus Zika dengan gangguan saraf yang dikenal sebagai sindrom Guillain-Barre.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicine berdasarkan penelitian di enam rumah sakit berbeda di Kolombia, melibatkan 68 penderita sindrom itu, yang sebagian besar menunjukkan gejala infeksi Zika sebelum itu, termasuk ruam, demam, sakit kepala, dan sakit mata.
Setelah dilakukan analisis, peneliti di Universitas Johns Hopkins melaporkan bukti paling kuat sejauh ini yang ada kaitannya dengan Guillain-Barre, gangguan pada sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Pemimpin penelitian, Dr. Carlos A. Pardo mengatakan, Zika dapat menyebabkan gangguan neurologis Guillain-Barre pada orang dewasa.
Hampir setengah dari peserta penelitian mengeluh mengidap gejala saraf dalam waktu empat hari setelah terinfeksi Zika, menurut penelitian, menyatakan reaksi sangat cepat dibandingkan dengan mereka yang mengidap sindrom itu setelah infeksi lain seperti flu atau herpes.
Keseluruhan 46 pasien didiagnosis dengan Guillain-Barre setelah menjalani tes saraf elektrodiagnostik dan sebagian besar memiliki jenis tertentu yang membuat infeksi menyerang sel perlindungan yang dikenal sebagai myelin, yang melindungi permukaan serat saraf.
Guillain-Barre ada pada sekitar satu dalam 100 ribu orang dan sering terdeteksi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah infeksi virus atau bakteri.
Ketika menyerang, sistem imun individu akan menyerang sarung myelin yang melindungi sel saraf tubuh, menyebabkan kelemahan otot, nyeri, penurunan indra, dalam kasus terburuk, menyebabkan kelumpuhan.
Ahli masih tidak tahu mengapa gangguan saraf tersebut hanya menyerang sebagian orang dan sebagian lagi tidak mengalaminya.
BALTIMORE SUN | WDTV | YON DEMA