TEMPO.CO, Gaza - Kelompok militan bersenjata Palestina, Hamas, mengungkapkan kegembiraannya atas meninggalnya mantan Presiden Israel, Shimon Peres.
"Semua orang sangat gembira ketika mendengar kematian penjahat yang banyak menumpahkan darah warga Palestina," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengutip Haaretz, 28 September 2016.
Baca:
Shimon Peres Meninggal, Apa Kata Juru Runding Palestina
Mantan Presiden Israel Shimon Peres Meninggal
Menurut Abu Zuhri, Peres merupakan pejabat Israel yang menjadi saksi dari pendudukan kejam terhadap Palestina yang terakhir. Kematiannya akan membuat posisi Palestina menjadi lebih kuat dan Israel akan semakin lemah dalam klaim wilayah.
Hamas selama ini dikenal sebagai kelompok yang paling keras mengkampanyekan gerakan anti-Israel. Hamas bahkan secara terang-terangan melancarkan serangan ke permukiman penduduk Yahudi.
Hamas bahkan bersumpah menghancurkan Israel. Sejak 2007, mereka telah menguasai Jalur Gaza setelah mengusir pasukan yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas.
Mantan Presiden Israel yang pernah peraih hadiah Nobel Perdamaian tersebut meninggal pada Rabu dinihari, 28 September 2016, waktu setempat pada usia 93 tahun karena serangan stroke.
Peres dirawat di sebuah rumah sakit dekat Tel Aviv sejak 13 September 2016 ketika merasa tidak enak badan dan menderita stroke akibat perdarahan. Sejak saat itu, Peres menjalani perawatan intensif hingga ajal menjemput.
Peres dikenal sebagai pengendali kuat di negaranya. Ia pernah menjabat perdana menteri dua kali, kemudian terpilih menjadi presiden dari 2007 sampai 2014.
NY TIMES | HAREETZ | YON DEMA
Baca:
Ribuan Orang Teken Petisi Hapus Aturan Wanita Saudi Dikawal
Palestina Minta FIFA Melarang Tim Israel Main di Tepi Barat