TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan Israel tak dapat secara permanen menduduki dan menetap di tanah Palestina. Hal ini dikatakan Obama dalam pidatonya di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Obama melanjutkan bahwa kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan jika Israel mengakui tidak dapat secara permanen menempati tanah Palestina serta Palestina menolak hasutan dan mengakui legitimasi Israel. “Israel harus mengakui tidak dapat secara permanen menduduki dan mendiami tanah Palestina,” katanya, Selasa lalu.
Obama menuturkan semua pemimpin harus melakukan hal yang lebih baik daripada melakukan sesuatu yang mengarah pada upaya mengurangi jumlah manusia.
Setelah pidatonya itu, Obama akan berbicara mengenai kekhawatirannya tentang kegiatan permukiman Israel di tanah Arab, selama pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York, Rabu lalu.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan Amerika telah membahas keprihatinan tentang permukiman Israel dan kelangsungan hidup potensi negara Palestina dalam menghadapi aktivitas permukiman.
Adapun Obama, selama menjadi Presiden Amerika Serikat, berulang kali mencoba membuat perjanjian damai antara Israel dan Palestina, tapi selalu mengalami kegagalan.
Para pejabat Amerika Serikat mengungkapkan adanya kemungkinan Presiden Obama bisa membuat rancangan kasar kesepakatan damai, setelah pemilihan Presiden Amerika pada 8 November mendatang. Tapi banyak analis ragu ini akan memiliki pengaruh yang besar.
INDEPENDENT | DIKO OKTARA