TEMPO.CO, Damaskus - Perserikatan Bangsa-Bangsa geram terhadap Suriah lantaran masih mengepung jalan utama menuju Aleppo. Suriah dianggap ingkar janji dalam perjanjian gencatan senjata dengan pemberontak.
Berbicara di Jenewa pada Kamis, 15 September 2016, utusan khusus PBB, Staffan de Mistura, mengatakan 20 truk pembawa bantuan kemanusiaan siap masuk ke Aleppo melalui perbatasan Suriah-Turki. Namun di sana masih terjadi pelanggaran gencatan senjata sehingga dapat mengganggu pengiriman bantuan.
"Pemerintah Suriah berjanji mengizinkan konvoi bantuan PBB sebelum gencatan senjata, tapi mereka tidak melakukannya," ucap De Mistura.
Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia dan penasihat khusus utusan khusus PBB, mengecam semua pihak yang mengambil keuntungan di masa gencatan senjata. Dia berharap bantuan kemanusiaan itu sudah tiba di Aleppo pada Jumat, 16 September 2016.
Wartawan Al-Jazeera, yang melaporkan situasi Aleppo dari Gazientep, kota di perbatasan Turki-Suriah, mengatakan para pihak masih terus berunding soal pengiriman bantuan agar bisa tiba di Aleppo dalam beberapa hari ke depan.
"Masalah kunci pengiriman bantuan adalah soal akses. Jalur utama menuju Aleppo adalah Jalan Castello. Kawasan ini harus bebas dari militer dan kelompok bersenjata sebelum bantuan kemanusiaan itu tiba di sana," Al-Jazeera melaporkan, Jumat ini.
"Pasukan pemerintah dan oposisi harus menarik bala tentara berikut alat beratnya berjarak lebih dari 3 kilometer dari jalur utama. Persoalannya, kedua pihak tidak saling memercayai," tulis Al-Jazeera.
AL-JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN