TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan stok bahan bakar minyak (BBM) di Aleppo, Suriah, menipis dan diprediksi akan habis dalam waktu beberapa hari ke depan. Sedangkan, perang saudara di sana masih berkecamuk.
Perang itu melibatkan tentara Suriah dan pemberontak di timur Aleppo, yang wilayahnya dihuni 250 ribu jiwa. “Persediaan air bersih dan bahan makanan juga menipis, keadaan jadi lebih serius dari sebelumnya,” ujar utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, seperti dilansir dari BBC News, Sabtu, 10 September 2016.
Staffan mengatakan perlunya Amerika Serikat dan Rusia mendiskusikan penyaluran bantuan darurat ke wilayah sengeta tersebut. Pembahasan penyaluran bantuan dilakukan dua negara tersebut pada Jumat pekan ini di Jenewa, Swiss.
Pemerintah Suriah menempatkan para tentaranya di sejumah titik di sekitar distrik Ramouseh. Distrik yang diketahui ditempati oleh para pemberontak, tak luput dari operasi militer dan dikenai status siaga.
Baca: Serangan Udara AS ke Suriah Tewaskan Komandan Pemberontak
Kepala Bidang Kemanusiaan PBB, Stephen O’Brien menuturkan kondisi di Aleppo semakin hari kian mencekam. “Kondisi lingkungan sekitar Aleppo semakin menakutkan, kita tidak boleh berjalan seorang diri,” kata dia.
BBC NEWS | GHOIDA RAHMAH