TEMPO.CO, Jakarta - Biro Keselamatan Transportasi Australian (ATSB) menemukan kesalahan pilot AirAsia ketika memasukkan titik koordinat ke dalam sistem navigasi internal. Akibatnya, pesawat yang seharusnya mendarat di Kuala Lumpur terpaksa mendarat darurat di Melbourne.
Temuan ATSB disampaikan ke publik pada Rabu, 7 September 2016. Lembaga ini melakukan investigasi terhadap Airbus A330 yang meninggalkan Bandara Internasional Sydney pada pukul 11.55, 10 Maret 2015.
Pesawat itu dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur sembilan jam kemudian. Karena kesalahan entri data dari kru ditambah cuaca buruk di Sydney, terpaksa pesawat itu mendarat di Melbourne pada pukul 02.00. Bandara Melbourne berjarak 722 kilometer dari Sydney, sedangkan Kuala Lumpur berjarak 6.611 km.
Laporan ATSB menyebutkan masalah bermula ketika pelindung telinga pilot rusak sehingga harus melakukan segala sesuatu secara manual. Termasuk menukar cek pre-flight mereka.
Biasanya, kapten akan melakukan pemeriksaan eksternal dari pesawat, sedangkan kopilot akan tetap tinggal di kokpit dan menyelesaikan tugas-tugas lain, seperti posisi inisialisasi dan prosedur keselarasan.
Namun, saat itu, pelindung telinga pilot utama rusak jadi dia juga tetap di kokpit. Termasuk memasukkan titik koordinat saat itu dari gerbang keberangkatan ke dalam sistem navigasi internal pesawat.
Laporan itu menyebutkan bahwa kapten memasukkannya secara manual dengan membaca kode yang disampaikan dari luar jendela kokpit ke dalam sistem. Hasil analisis kemudian menunjukkan kesalahan entri data.
Seharusnya dia memasukkan 151°9,8 Bujur Timur atau 15.109,8 dalam sistem. Namun yang dimasukkannya adalah 15°19,8' Bujur Timur atau 01.519,8.
"Ini merupakan kesalahan posisional lebih dari 11 ribu km sehingga mempengaruhi sistem navigasi pesawat dan beberapa peringatan sistem," demikian laporan ATSB, seperti dilansirGuardian pada 7 September 2016.
Dua pilot tersebut tidak menyadari bahwa mereka memasukkan tujuan yang salah dan terus melanjutkan penerbangan meskipun terdapat beberapa peringatan. Karena beberapa kesalahan teknis, keduanya mengabaikan pesan yang ditampilkan pada komputer pesawat tersebut.
Mereka baru menyadarinya setelah berada pada ketinggian 410 kaki. Keduanya mencoba untuk memperbaiki sistem, tapi tidak bisa.
Mereka kemudian meminta kembali mendarat di Sydney. Namun badan kontrol lalu lintas udara menolaknya karena cuaca buruk dan mengatakan kepada mereka untuk tetap mendarat di Melbourne.
Pesawat tersebut tertahan selama tiga jam di Melbourne untuk memperbaiki masalah sebelum diizinkan berangkat ke Kuala Lumpur dan terlambat enam jam dari waktu tiba seharusnya.
Dalam laporan tersebut, ATSB, menyatakan bahwa kesalahan itu dapat dimaklumi dan menyarankan AirAsia untuk memperbarui sistem ITS.
GUARDIAN | MALAY ONLINE | YON DEMA
Baca juga:
Heboh Soal Pizza: Inilah 3 Hal Aneh Sekaligus Merisaukan
Elma: Di Pedepokan Gatot, Kami Berhubungan dengan Jin