TEMPO.CO, Jakarta - Dunia mengecam aksi Korea Utara yang kembali melakukan tes peluncuran misil balistik pada Senin lalu atau di tengah pertemuan G-20 di Cina. Aksi tersebut direspons dengan reaksi cepat dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perwakilan Dewan Keamanan PBB, Francois Delattre, mengatakan aksi peluncuran itu merupakan bentuk kekerasan baru yang jelas tidak bisa diterima resolusi perdamaian. Dia pun menilai aksi itu sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional.
“Kami segera bertindak cepat merespons bentuk provokasi yang baru dari Korea Utara,” ujar Francois, seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 6 September 2016. Adapun Duta PBB asal Jepang, Koro Bessho, menginginkan pesan persatuan itu sampai dengan jelas.
Peluncuran misil Korea Utara tersebut telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB sepanjang tahun ini, yang didukung Cina, untuk memboikot aktivitas misil balistik pemerintah Korea Utara. Sedangkan Pyongyang menyatakan sikap penolakan mematuhi resolusi tersebut dan memilih mengikuti program yang diinginkan serta melakukan perlindungan diri.
CHANNEL NEWS ASIA | GHOIDA RAHMAH