TEMPO.CO, Kabul - Sedikitnya 24 orang meninggal dan 90 lain menderita luka-luka dalam peristiwa serangan bom yang paling mematikan di ibu kota Afghanistan, Kabul, dalam beberapa pekan terakhir.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Mohammad Radmanesh mengatakan dua ledakan berturut-turut dari serangan bom bunuh diri yang diklaim Taliban terjadi di daerah utama Kota Kabul yang ramai penduduk dan dekat gedung-gedung pemerintah serta pasar dan persimpangan utama.
Dua ledakan tersebut terjadi di daerah yang sama. Ledakan kedua terjadi ketika puluhan orang, termasuk tentara, polisi, dan warga sipil, tengah membantu korban ledakan pertama.
Mohammad Ismail Kawousi, juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat, mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.
Taliban telah meningkatkan kampanyenya melawan pemerintah yang didukung Barat dalam beberapa pekan terakhir menyusul kematian mantan pemimpinnya, Mullah Akhtar Mansour.
Pengeboman ganda itu terjadi kurang dari dua minggu setelah orang-orang bersenjata menyerang American University di Kabul yang menewaskan 13 orang.
Ini adalah serangan paling mematikan di Kabul sejak sekitar 80 orang tewas oleh pengebom bunuh diri yang menargetkan demonstrasi pada 23 Juli lalu. Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai penanggung jawab serangan itu.
REUTERS | YON DEMA