TEMPO.CO, Tel Aviv - Sedikitnya dua orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah derek raksasa (crane) roboh di lokasi konstruksi di Tel Aviv, Israel pada Senin pagi, 5 September 2016.
Seperti yang dilansir Hareetz, polisi Israel membenarkan 23 orang telah dirawat di rumah sakit karena terluka dalam insiden itu.
Polisi melalui akun Twitternya membenarkan operasi pencarian dan penyelamatan korban yang masih berlangsung sehingga kemungkinan jumlah korban akan bertambah.
Dilaporkan empat orang masih terperangkap di dalam reruntuhan konstruksi parkiran mobil bertingkat di Ramat Hahayal, antara Habarzel Street dan Nehoshet Street. Petugas berhasil melakukan kontak dengan dua dari mereka.
"Ada orang-orang terkubur di bawah reruntuhan," kata Yoram Levy, juru bicara pemadam kebakaran Israel.
Beberapa pekerja Palestina dilaporkan berada di antara yang terluka. Menteri tenaga kerja Palestina, Mamoun Abu Shahla, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan lebih lanjut dari pihak terkait.
Gambar yang diambil di tempat kejadian menunjukkan debu yang mengepul dari sisa-sisa bangunan besar.
Pihak berwenang telah meminta masyarakat untuk menjauhi lokasi jatuhnya crane dan rubuhnya bangunan karena khawatir terjadi runtuhan susulan serta untuk mempermudah tim melakukan pencarian korban yang diduga masih terperangkap di dalamnya.
Petugas menambahkan bahwa upaya penyelamatan sangat sulit, yang kemungkinan akan berlangsung hingga larut malam. Penyelamat menggunakan pelacak ponsel dalam upaya untuk menentukan lokasi mereka yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Pihak berwenang juga melaporkan bahwa sekitar dua bulan yang lalu balok beton runtuh di lokasi yang sama, melukai dua pekerja, tetapi pekerjaan diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan. Polisi berencana untuk memeriksa kontraktor dan pengembang pada proyek itu.
Konstruksi tersebut mulai dibangun pada November 2014 dan proyek ini akan selesai pada awal 2017.
Menyusul insiden tersebut, anggota parlemen Eli Alalouf dari Kulanu, ketua Komite Buruh Knesset menuntut pemerintah menutup kawasan itu dan menghentikan segala kegiatan di lokasi itu.
RT|HAREETZ|YON DEMA