TEMPO.CO, Jakarta - Jeruji besi, sipir galak, ranjang tidur busuk, sel penjara penuh sesak, dan makanan menjijikkan. Semua itu adalah gambaran umum mengenai kondisi lembaga pemasyarakatan di hampir seluruh negara di dunia, sebagaimana ditulis oleh American Civil Liberties Union. Namun masih ada beberapa penjara di dunia kondisinya tidak seperti gambaran tersebut.
Dua hal yang bisa diambil contoh adalah penjara di Norwegia dan Italia. Di tempat para narapidana itu mendekam, petugas penjara memberikan pengajaran dan rehabilitasi melalui pendidikan serta keahlian bertani. Di Italia, para kaum begundal yang menjalani hukuman penjara seumur hidup malah dipercaya mengelola sejumlah rumah makan.
Inilah enam penjara unik dan tidak konvensional.
1. Penjara dan Pusat Rehabilitas Cebu, Filipina
Mungkin Anda masih ingat penjara di Filipina yang mengajarkan ketrampilan menari spektakuler kepada pada narapidana ini. Pada 2007, lebih dari 1.500 narapidananya diajarkan menari untuk menjadi penari latar tarian koreografi "Thriller" superstar Michael Jackson. Selannutnya, penampilan tarian mereka yang diunggah di Youtube disaksikan lebih dari 53 juta pemirs dan menjadi viral video di urutan kelima paling top versi TIME.
2. Bastory Island, Norwegia
Norwegia dikenal sebagai rumah tahanan paling progresif di dunia. Negara yang tidak mengenal hukuman seumur hidup atau hukuman mati itu sengaja menerapkan hukum longgar agar supaya narapidana suatu saat bisa kembali ke rumahnya, sehingga Norwegia menekankan pada rehabilitasi daripada hukuman.
Sementara itu, lembaga pemasyarakatan di Pulau Bastoey dengan tingkat keamanan rendah, dianggap sebagai rumah terburuk bagi para penjahat di negeri tersebut. Jika Anda ke Norwegia, tidak akan menjumpai rumah tahanan dengan jeruji besi, sel tahahan tampak seperti rumah kos yang nyaman, bahkan narapidana memegang kunci kamar masing-masing.
"Seperti temmpat liburan versi Alcatraz," komentar reporter CNN, John D. Sutter, ketika menyaksikan suasana penjara di Norwegia. Alcatraz adalah sebuah penjara terletak di sebuah pulau yang dulu dikenal sangat angker, kini dijadikan tempat wisata.
3. San Pedro, Bolivia
Penjara San Pedro berlokasi di luar La Paz, Bolivia, mungkin dianggap menjadi salah satu rumah tahanan paling terkenal dan unik di Amerika Selatan. Di lembaga ini, terdapat kedai makanan, salon gunting rambut, dan sebuah penginapan mirip hotel. Seluruh narapidana yang mendekam dalam lembaga pemasyarakatan ini harus membayar ruang tahanan antara US$ 1.000-1.500 atau sekitar Rp 13,2 juta-Rp 19,8 juta.
4. San Antonio, Venezuela
Berlokasi di Pulau Margarita, Venezuela, lembaga pemasyarakatan San Antonio mengizinkan para narapidana memasak sedndiri dan nonton televisi. Di dalam penjara ini terdapat aneka profesi, mulai dari tukang cukur rambut, pedagang narkoba, hingga adu ayam. Tak ketinggalan, ada pula hiburan malam untuk darapidana dan pengunjung.
5. Fortezza Medicea, Italia
Penjara Fortezza Medicea terletak di Volterra, Tucany, Italia, dihuni oleh sekitar 150 narapidana dan memiliki rumah makan sangat eksklusif di negara tersebut.Penghuni penjara ini adalah mereka yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena pembunuhan. Seluruh peralatan makan, sendok dan garpu, terbuat dari bahan plastik.
6. Justizzentrum Leoben, Austria
Lembaga pemasyarakatan yang menjadi rumah tinggal bagi lebih dari 200 darapidana boleh disebut dengan "Penjara Bintang 5". Didisain oleh arsitek Josef Hohensinn pada 2004, dengan bangunan terdiri dari kaca dan berinterior kayu sehingga penjara ini tampak modern. Narapidan bisa bergerak bebas dan dapat berhubungan dengan kelompok lain di luar selnya.
"Penjara ini memiliki penjagaan maksimum di luar tetapi sangat bebas di dalam penjara," kata Hohensinn kepada New York Times.
HUFFINGTON POST | CHOIRUL AMINUDDIN