TEMPO.CO, Ankara - Militan negara Islam (ISIS) berhasil diusir dari Kota Manbij, Suriah Utara, pada 13 Agustus 2016. Namun mereka tidak begitu saja mundur meninggalkan kota.
Pasukan Demokratis Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) mengungkapkan, sebelum pergi, ISIS memasang sekitar 14 ribu ranjau di berbagai tempat. Hingga 15 Agustus 2016, SDF telah membersihkan lebih dari 13 ribu ranjau.
Ahmed Mohammed, pegiat dari Syrian Institute for Justice, mengatakan ranjau-ranjau itu tidak saja ditempatkan di medan pertempuran, tapi juga di wilayah sipil.
"Ranjau ditemukan di dalam keranjang bawang putih dan bawang merah, di tangga, bahkan di sebuah batu di ladang," kata Mohammed, yang berasal dari Manbij.
Sherfan Darwish, juru bicara SDF, menegaskan klaim Mohammed. "ISIS menaruh ranjau di semua tempat, mulai kulkas, alat-alat rumah tangga, ceret, semuanya."
Menurut Darwish, itu adalah taktik umum yang digunakan ISIS, yakni menaruh ranjau di gedung dan jalan-jalan. Hal itu tidak saja menahan laju musuh, tapi juga lebih banyak menyebabkan jatuhnya korban. SDF menemukan kebrutalan polisi agama ISIS yang mencambuk wanita dengan hasba—cambuk dengan rantai—jika mereka kedapatan berdandan.
Muhammed mengatakan sebagian besar ranjau dirakit sendiri, beberapa di antaranya buatan Rusia, dan sebagian besar berasal dari ladang ranjau. Sedangkan lainnya disebar di seluruh rumah, pintu, gerbang, kulkas, peralatan dapur, dan ceret. Ada juga yang di belakang lukisan yang digantung di tembok atau di dalam toko.
Aktivis Suriah, Syria With No Mines, lewat akun Twitternya, @SyriaNoMines, mengunggah gambar sebuah ranjau yang disamarkan dalam sebuah cangkir.
Menurut Munif Al-Tai, pegiat hak asasi manusia asal Manbij, yang kini tinggal di Turki, menyatakan SDF telah membersihkan 14 ribu ranjau. Peledak yang tersembunyi itu telah menewaskan lebih dari seratus orang. "SDF berusaha membersihkan ranjau, tapi perlu waktu menyisir satu wilayah ke wilayah yang lain. Ranjau di rumah-rumah perlu diperiksa dulu dari pemiliknya," kata Al Tai.
Warga Manbij mengatakan SDF menolak menjinakkan ranjau tanpa bayaran. Namun laporan itu tidak dapat dikonfirmasi.
GLOBAL VOICES ORG | EXPRESS.UK | NATALIA SANTI