TEMPO.CO, Paris - Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menyatakan dukungannya terhadap larangan mengenakan pakaian renang untuk perempuan muslim atau “burkini” di semua pantai di Prancis.
Valls menegaskan, Prancis terkunci dalam pertarungan budaya. Valls juga menyebut burkini sebagai simbol perbudakan wanita.
"Kami harus memutuskan menentang Islam radikal, menolak simbol-simbol agama ini menyusup ke dalam ruang-ruang publik," ujarnya saat diwawancarai stasiun televisi BFM-TV.
Menegaskan pendiriannya, Valls kembali berujar, “Bagi saya, burkini merupakan simbol perbudakan perempuan."
Seperti dikutip dari Channel News Asia, pengadilan tertinggi Prancis, France's Conseil d'Etat, memulai sidangnya pada Kamis, 25 Agustus 2016, dengan mendengarkan suara dari kelompok hak asasi manusia mengenai larangan mengenakan burkini.
Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang kembali maju dalam pemilihan presiden mendatang, mengatakan Presiden Francois Hollande takut dalam menyikapi masalah larangan burkini.
"Burkini itu adalah tindakan politik, tindakan milisi, provokasi. Perempuan yang mengenakannya sedang menguji republik ini," kata Sarkozy kepada majalah Figaro.
Sejak Prancis diserang aksi teroris yang menimbulkan korban jiwa, seperti di Nice dan gereja di Normandy, Juli lalu, isu keamanan dan migrasi menjadi isu utama dalam kampanye pemilihan Presiden Prancis.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA