TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah lokal mengharuskan satu supermarket berlabel halal di Colombes, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Paris, menjual minuman beralkohol dan daging babi. Petugas bahkan mengancam akan menutup supermarket bila tidak mematuhi aturan. Kasus ini telah masuk ke pengadilan sejak Oktober tahun lalu.
Supermarket bernama Good Price itu diberi tahu oleh otoritas lokal bahwa mereka menggunakan bangunan dengan tidak mengikuti kontrak. Dalam kontrak sewa disebutkan supermarket tersebut diharuskan menjual makanan yang sifatnya umum, artinya mereka harus menjual segala jenis makanan.
Pihak otoritas setempat berpendapat bahwa masyarakat kerap merasa tidak dilayani dengan baik karena supermarket tersebut tidak menyediakan alkohol dan daging babi. Supermarket itu sebelumnya ditempati toko waralaba lain.
"Wali Kota Colombes Nicole Goueta mengunjungi supermarket tersebut , lalu meminta secara langsung untuk membuat variasi atas produk yang mereka jual dengan menjual alkohol dan makanan non-halal," kata Staf Walikota Jérôme Besnard seperti dikutip Telegraph.
Ia mengatakan masyarakat lokal protes karena mereka sudah tidak bisa lagi membeli berbagai jenis makanan di Good Price. Mereka harus berjalan jauh untuk membeli bahan makanan yang mereka inginkan.
"Kami ingin kehidupan sosial yang berbaur. Kami tidak ingin di area tertentu hanya ditempati oleh muslim, sedangkan lainnya untuk kawasan non-muslim," kata Besnard. Ia menambahkan, bahwa reaksi masyarakat tersebut bisa saja sama jika ada toko halal yang berdiri di sana.
Otoritas Colombes berpendapatan bahwa Good Price telah melanggar prinsip-prinsip yang telah tertanam di Prancis yang mengutamakan kelompok tertentu dalam masyarakat daripada mementingkan kepentingan bersama. Mereka kini berupaya untuk mengambil tindakan hukum untuk mengakhiri polemik tersebut pada 2019. Hal itu sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Sedangkan Soulemane Yalcin, pengelola supermarket tersebut, mengatakan ia hanya menjalani kebutuhan sebagian besar masyarakat di area tersebut. "Ini bisnis," kata Yalcin.
Yalcin mengatakan ia melihat kondisi sekitar dan akhirnya menargetkan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat. Dalam kontrak sewa tertulis 'Toko makanan umum dan hal lain yang terkait'. Namun, kata Yalcin, kata 'hal lain yang terkait' tersebut bisa diartikan berbagai tafsir. "Semua tergantung pada bagaimana Anda menafsirkannya," katanya.
Saat ini, Yalcin telah menyewa pengacara untuk melawan tawaran otoritas perumahan apabila ia nanti harus diusir dari tempat itu.
TELEGRAPH.CO.UK | LARISSA HUDA