TEMPO.CO, Davao—Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan lebih dari 150 nama politikus, hakim dan aparat penegak hukum yang diduga terlibat dalam perdagangan narkotika. Duterte menegaskan bahwa meski ada kemungkinan nama-nama yang disebut tidak bersalah, ia tetap harus mengumumkan sebagai janji kampanyenya.
“Penting bagi rakyat untuk mengetahui kondisi negeri ini,” kata Duterte dalam pidato yang ditayangkan televisi nasional dari barak militer di selatan Kota Davao, Ahad 7 Agustus 2016.
Dari sejumlah nama yang ia sebut, Duterte mengaku ada beberapa orang yang dikenalnya dengan baik. “Ini bukan masalah pribadi, mereka juga bukan musuh saya. Tapi saya sangat marah sekarang,” ujar dia.
Daftar ini memuat delapan hakim serta 50 wali kota dan bekas wali kota, wakil wali kota, gubernur, serta anggota parlemen. Selain itu ada pula 95 polisi, tentara serta sipir penjara. Pengumuman ini berselang tiga hari setelah media melaporkan Duterte akan mengumumkan 50 nama pejabat yang diduga terlibat bandar narkoba.
Duterte memerintahkan nama-nama dalam daftar ini untuk menyerah dalam 24 jam. “Atau saya akan memerintahkan aparat Filipina mengejar kalian.” Sejak Duterte berkuasa pada Juni lalu, hampir 50 terduga bandar narkoba tewas dalam perang melawan benda haram itu. Sebanyak 4.400 orang lain ditangkap sedangkan 600 ribu lainnya menyerahkan diri kepada polisi.
Pengumuman ini menuai kritik dari sejumlah pihak. Salah satunya adalah Leila de Lima, ketua komisi hukum dan hak asasi manusia parlemen Filipina. Ia mengingatkan Duterte agar benar-benar memiliki bukti sebelum membuat tuduhan itu. “Sulitnya, cara presiden dengan mengumumkan untuk membuat malu ini didukung banyak orang,” ujar bekas jaksa agung era Presiden Aquino III ini kepada Inquirer.
L INQUIRER | NEWS.COA.AU | SITA PLANASARI AQUADINI