TEMPO.CO, Damaskus - Sedikitnya lima orang tewas dan 33 orang lagi, termasuk anak-anak, mengalami luka parah dalam dua serangan terpisah melibatkan penggunaan senjata kimia di Suriah, pada Selasa, 2 Agustus 2016. Serangan pertama terjadi di Old City di wilayah Aleppo, barat daya Suriah ketika kelompok militan takfiri menggempur sebuah permukiman menggunakan senjata artileri.
Direktur Kesehatan Aleppo, Mohammad Hazouri mengatakan, kelompok militan itu menggunakan peluru yang diisi dengan gas beracun dalam serangan tersebut. "Lima orang dikonfirmasi tewas, sementara delapan orang lagi mengalami masalah kesukaran untuk bernapas dan dikirim ke rumah sakit untuk dirawat," katanya seperti dilaporkan portal PressTV pada 3 Agustus 2016.
Dalam perkembangan terpisah, portal Al Jazeera melaporkan setidaknya 33 warga sipil termasuk 18 wanita dan 10 anak-anak, mengalami sesak nafas setelah helikopter menjatuhkan bom kimia di Kota Saraqeb di provinsi Idlib yang dikuasai kelompok pemberontak.
Baca: Gas Klorin Dijatuhkan di Suriah, 30 Orang Jadi Korban
Kepala Departemen Pertahanan Sipil Suriah, Raed Saleh mengatakan, serangan itu terjadi tengah malam tadi ketika helikopter itu menjatuhkan lima tong yang diyakini mengandung gas klorin dan serpihan besi di lokasi kejadian.
"Kami percaya gas itu merupakan gas klorin berdasarkan bau dan efek cedera pada korban yang mengalami sesak nafas, efek terbakar dan mata merah. Semua korban sedang dirawat, dua dari mereka berada dalam kondisi kritis," katanya.
Saraqeb terletak sekitar 15 kilometer dari lokasi sebuah helikopter Rusia ditembak jatuh pada Senin lalu yang menewaskan lima orang krunya, sehingga membuat korban terbesar militer Rusia sejak Moskow bergabung operasi ketente-raan di Suriah pada Oktober lalu.
Baca: Helikopter Rusia Ditembak di Suriah, 5 Penumpang Tewas
Belum ada pihak mengaku bertanggung jawab dalam serangan tersebut Namun kelompok pembela hak asasi Suriah percaya serangan di Saraqeb itu didalangi tentara Rusia yang ingin membalas dendam setelah helikopter mereka ditembak jatuh Senin lalu.
PRESS TV|AL JAZEERA|YON DEMA