TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Barack Obama dikritik oleh Partai Republik setelah terungkap pernah mengirimkan uang tunai sebesar US$ 400 juta (Rp 5,2 triliun) secara diam-diam ke Iran pada awal tahun ini.
Pengiriman uang yang diterbangkan dengan menggunakan pesawat kargo bersamaan dengan dilepasnya empat warga Amerika Serikat yang dipenjara di Teheran. Kubuh Republik lantas menyebut uang itu sebagai tebusan kepada Iran yang menahan keempat orang tersebut.
Seperti yang dilansir Washington Times pada 2 Agustus 2016, Senator Republik dari Arkansas, Tom Cotton, yang dikenal sebagai pengkritik keras kesepakatan nuklir Iran, menuduh Obama membayar uang tebusan ke Ayatullah Khameni untuk membebaskan sandera AS.
Senator Republik lainnya dari Ohio, Bill Johnson, mengatakan dia akan memanggil ketua parlemen, Paul D. Ryan untuk menunjuk sebuah komite khusus untuk menyelidiki apa yang disebut "pelanggaran yang sangat serius" dari kebijakan luar negeri.
Namun pemerintah AS membantah bahwa ada hubungan antara pembayaran dan pertukaran tahanan. Uang tersebut merupakan bagian dari perjanjian senilai US$ 1,7 miliar atau setara Rp 22,3 triliun yang digunakan untuk menyelesaikan kesepaktan senjata yang ditandatangani sebelum revolusi Iran tahun 1979.
"Seperti yang telah kami jelaskan, bahwa uang tersebut terpisah dari negosiasi tentang warga Amerika Serikat yang dibebaskan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, John Kirby.
Sebelumnya, para pejabat AS dan Eropa, melaporkan bahwa pemerintah menggunakan uang yang diperoleh dari bank sentral di Swiss dan Belanda. Uang itu ditumpuk pada palet kayu dan diterbangkan ke Teheran dalam pesawat kargo.
Pengiriman tersebut juga datang pada waktu yang sama dengan pelaksanaan formal dari perjanjian nuklir yang bersejarah dicapai antara Teheran, AS dan kekuatan dunia lainnya.
DAILY MAIL|WASHINGTON TIMES|YON DEMA