TEMPO.CO, Dubai - Pesawat komersial milik Uni Emirat Arab, Emirates EK 521, yang membawa 300 penumpang dan awak kabin dari India jatuh ketika mendarat di Bandara Internasional Dubai hari ini.
Mengutip laporan BBC, semua penumpang dinyatakan selamat dan tidak menderita cedera. Para penumpang berhasil dievakuasi sesegera mungkin selepas pesawat itu mendarat.
Media pemerintah Dubai, seperti dikutip melalui Twitter, membenarkan insiden tersebut sambil menambahkan bahwa pesawat Boeing 777 itu dilaporkan terbang dari Bandara Trivandrum di India menuju Dubai. "Ada 282 penumpang dan 18 awak pesawat dalam penerbangan Emirates. Prioritas kami adalah keamanan dan keselamatan semua yang terlibat," cuit akun Twitter milik perusahaan penerbangan tersebut.
Juru bicara sistem pengawasan lalu lintas udara Flightradar24 mengatakan pihaknya menangguhkan keberangkatan dan pendaratan di Dubai menyusul insiden tersebut.
Menurut kesaksian seorang penumpang asal Inggris, suasana mencekam dan kepanikan luar biasa terjadi di dalam pesawat saat dilakukan pendaratan. "Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Benar-benar mengerikan. Beruntung kami bisa diselamatkan sebelum terjadi ledakan besar, meskipun api di mana-mana," kata Sarah Louise Sherwood.
Sebelum mendarat, api muncul dari bagian depan pesawat diikuti asap hitam membubung ke udara. Penyebab pasti kecelakaan pesawat Emirates EK 521 belum diketahui.
Pihak maskapai Fly Emirates belum memberikan penjelasan perihal penyebab kecelakaan tersebut. Namun, berdasarkan video dan gambar yang dibagikan di Internet, terlihat pesawat nahas tersebut mendarat tanpa roda, sebelum akhirnya terbakar.
Emirates adalah maskapai terbesar di Timur Tengah dan memiliki catatan keamanan yang sangat baik.
Berdasarkan laporan terbaru AirlineRatings.com, sebuah situs keselamatan pesawat independen, Emirates berada pada peringkat ketujuh dalam survei penerbangan teraman di dunia.
Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Muhammad Iqbal menjelaskan, tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban dalam insiden itu.
BBC| CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA