TEMPO.CO, Washington DC- Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversi dengan mengatakan kekhawatirannya akan terjadi kecurangan pada pemilihan presiden pada 8 November mendatang.
"Saya khawatir pemilihan 8 November mendatang akan diwarnai kecurangan, kita harus hati-hati," kata Trump selama pidato di balai kota Columbus, Ohio, seperti yang dilansir BBC pada 2 Agustus 2016.
Pernyataan terkait kecurangan dalam pemilu tersebut sebelumnya tidak pernah diucapkan oleh para kandidat presiden pendahulu. Trump menjadi calon presiden Negeri Paman Sam pertama yang mengucapkan hal itu, dengan hanya bersandar pada kemenangan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton yang berhasil mengalahkan Bernie Sander pada Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Kontroversi lainnya juga dibuat Trump saat menyebut Hillary sebagai Setan. Pernyataan yang disampaikan ketika taipan properti asal New York tersebut berada di Pennsylvania. Ia menyatakan kata itu dalam menanggapi dukungan Sanders kepada Hillary.
"Sanders telah membuat pernjanjian dengan Setan. Dia (Hillary) adalah Setan," kata Trump.
Sebelumnya Trump juga telah diserang atas pernyataannya baru-baru ini kepada orang tua dari prajurit AS keturunan Pakistan yang meninggal di Afghanistan pada 2004. Kritikannya ditujukan kepada orangtua dari Humayun Khan yang tewas oleh bom mobil pada tahun 2004 di Irak, pada usia 27.
Trump menyerang orangtua Khan yang berpidato pada Konvensi Nasional Partai Demokrat yang menuduhnya belum berkorban untuk AS. Dia lantas membalasnya dengan mengatakan bahwa ayah Khan tidak menghargai isterinya yang hanya berdiri diam di sampingnya seolah-olah dilarang untuk berbuat apa-apa. Berbagai kecaman pun datang dari pelbagai pihak, bahkan dari dalam partainya sendiri.
Trump dikenal dengan beberapa pernyataan kontroversialnya terutama yang ditujukan untuk menyerang lawannya menuju Gedung Putih, Hillary. Namun serangan demi serangan yang dilancarkannya justru makin meningkatkan elektabilatas istri dari mantan presiden AS, Bill Clinton.
Berdasarkan survei terbaru yang dibuat CNN dan CBS News, Hillary memimpin tujuh poin atas Trump terkait jumlah pemilih nasional pada pemilu mendatang.
BBC|YON DEMA