TEMPO.CO, Sydney - Seorang ahli penerbangan terkemuka dunia meyakini pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang dua tahun lalu sengaja diterbangkan ke arah laut.
Larry Vance, ahli penerbangan asal Kanada, ketika diwawancarai di sebuah stasiun televisi Australia, menyatakan analisisnya didasarkan pada kerusakan yang diteliti di bagian sayap milik pesawat nahas tersebut.
Vance mengatakan dalam program berita Australia, 60 Minutes, kerusakan pada sayap atau yang disebut flaperon yang ditemukan di bibir pantai Madagaskar pada beberapa waktu lalu menunjukkan pesawat tersebut sengaja diarahkan ke laut dengan pendaratan yang dikendalikan penuh.
"Seseorang dengan sengaja telah menerbangkan pesawat tersebut ke dalam air," katanya, seperti dilansir BBC pada 1 Agustus 2016.
Penyidik untuk Aviation Safety Board Kanada dan Badan Keselamatan Transportasi Kanada yang telah bekerja pada lebih dari 200 investigasi kecelakaan udara itu menjelaskan, kerusakan pada flaperon karena gesekan dengan tekanan tinggi pada air. Hal tersebut dapat terjadi hanya jika seseorang dengan sengaja menerbangkan pesawat ke laut.
"Kekuatan air merupakan satu-satunya hal yang bisa membuat tepi flaperon bergerigi seperti yang kita lihat. Itu tidak patah. Anda bahkan tidak bisa mematahkan itu," ujar Vance.
Dia menuturkan fakta flaperon yang tampaknya telah dikerahkan untuk mendarat juga menunjukkan seseorang sedang mengemudikan pesawat ketika menghantam lautan.
Teori Vance adalah yang terbaru dari salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan dalam sejarah penerbangan. Boeing 777 menghilang saat terbang ke Beijing dari Kuala Lumpur dengan 239 orang di dalamnya pada Maret 2014.
Pencarian MH370 telah menyisir daerah 120 ribu kilometer persegi dari dasar laut menggunakan drone bawah air dan peralatan sonar yang dikerahkan dari kapal khusus. Pencarian tersebut akan dihentikan untuk sementara waktu pada akhir tahun ini jika tidak menemukan bukti baru yang kredibel.
BBC | GUARDIAN | YON DEMA