TEMPO.CO, Washington - Jaringan komputer yang digunakan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, untuk kampanye telah diretas. Insiden ini merupakan bagian dari serangan cyber yang luas pada organisasi politik Partai Demokrat.
Serangan tersebut diikuti laporan dua peretasan lain di Komite Nasional Demokrat dan komite penggalangan dana partai untuk calon anggota dewan di Amerika Serikat. Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman Nasional sedang menyelidiki, apakah serangan peretasan cyber yang ada di organisasi politik Demokrat mengancam keamanan Amerika Serikat.
Keterlibatan Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman merupakan tanda bahwa pemerintah Obama telah menyimpulkan peretasan itu disponsori negara. Hal tersebut dikatakan orang-orang yang memiliki pengetahuan investigasi.
Baca Juga: Dukung Hillary, Michelle Obama Bicara Soal Anak-anak
Juru kampanye Clinton, yang berbasis di Brooklyn, tidak mau berkomentar. Hal serupa juga dilakukan Departemen Kehakiman. Sementara ini, belum ada informasi yang jelas, apakah sistem komputer kampanye Clinton sudah bisa diakses. Para pejabat intelijen Amerika menengarai adanya keterlibatan Rusia dalam peretasan itu.
Peretas dapat mengakses ke seluruh jaringan penggalangan dana dari Komite Kampanye Kongres Demokrat (DCCC). Dalam jaringan DCCC, peretas akan mudah mendapat akses ke segala hal dari e-mail, seperti memo strategi dan penelitian oposisi siap mendukung kandidat Demokrat dalam kampanye untuk anggota dewan.
Simak Pula: Apiknya Busana Michelle Obama di Konvensi Partai Demokrat
Peretasan terhadap DCCC dilaporkan pertama kali menjelang pidato Hillary Clinton di Philadelphia untuk menerima nominasi Partai Demokrat. Para pejabat Rusia belum bisa dihubungi untuk memberi komentar terkait dengan tudingan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi, 29 Juli 2016, DCCC telah menyewa perusahaan keamanan cyber CrowdStrike untuk penyelidikan. "Kami terus mengambil langkah-langkah dalam meningkatkan keamanan jaringan kami," tutur DCCC.
"Kami bekerja sama dengan penegak hukum federal sehubungan dengan investigasi yang sedang berlangsung di kalangan mereka."
REUTERS | LARISSA