TEMPO.CO, Srinagar-India kembali memberlakukan jam malam di empat distrik di Kashmir selatan dan kota Srinagar hari Jumat, 29 Juli 2016. Pemberlakuan jam malam untuk mencegah rencana kelompok oposisi yang akan menggelar aksi protes ke masjid Jamia.
"Jam malam di seluruh Kashmir selatan dan Srinagar, sementara larangan ini telah diterapkan di Kashmir tengah dan utara," kata aparat polisi seperti dikutip dari Hindustantimes.com.
Kemarin, 28 Juli 2016, pejabat setempat sempat mencabut pemberlakuan jam malam dan juga mencabut larangan pergi ke Valley setelah situasi membaik.
Rencana unjuk rasa diserukan oleh kelompok yang dicap separatis oleh India setelah pemimpin tertinggi mereka tewas dibunuh pada 9 Juli lalu. Aparat polisi meminta masyarakat tetap tinggal di dalam rumah sebelum subuh.
Dikutip dari cbsnews.com, pemimpin pemberontak Syed Ali Geelani, Mirwaiz Umar Farooq dan Yasin Malik menyerukan aksi protes ke masjid Jamia di pusat kota Srinagar pada hari ini, 29 Juli sebelum sembahyang magrib tiba. Di tempat lain di Kashmir Valley hal sama juga diserukan.
Geelani dan Farooq yang berstatus tahanan rumah berusaha menentang aturan jam malam dan berusaha keluar rumah untuk berunjuk rasa ke masjid. Polisi mencegah mereka dan membawa mereka ke tempat yang tidak disebutkan namanya. Polisi juga mencegah Malik untuk mengikuti unjuk rasa.
Unjuk rasa ini untuk memperingati kematian sejumlah orang dalam aksi kekerasan yang terjadi di Valley pada 9 Juli lalu yang menewaskan komandan Hizbul Mujahidin, Burhan Wani. Ia terbunuh oleh pasukan keamanan saat pecah bentrokan antara aparat keamanan dan para pengunjuk rasa. Bentrokan itu sendiri menewaskan 47 orang tewas termasuk dua polisi dan 5,500 orang terluka.
Hingga saat ini, layanan Internet masih terganggu termasuk fasilitas telepon masuk dengan koneksi prabayar sudah dipulihkan, namun tak bisa berfungsi baik.
Sekolah, kampus, aktivitas bisnis tetap tutup, transportasi publik tidak beroperasi, orang-orang hanya sebentar ke kantor. Ini terjadi sehubungan pimpinan pemberontak menyerukan untuk melanjutkan aksi unjuk rasa hingga 31 Juli 2016.
Para kelompok penentang pemerintahan India di Kashmir dalam pernyataan bersama menegaskan, penutupan Kashmir akan berlanjut pada pukul 7 malam hingga tengah malam ini.
Besok, masyarakat diminta duduk di jalan-jalan raya dan menggelar doa hingga malam hari bersama-sama. Pukul 8 malam, masyarakat diminta memadamkan listrik selama satu jam. Masyarakat Kashmir juga diminta untuk menggelar doa khusus di makam para martir dan menggambar slogan dan grafiti di dinding-dinding dan jalan-jalan.
Wilayah Khasmir, dihuni mayoritas muslim, terletak antara India dan Pakistan. Kedua negara ini mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya. Perebutan Kashmir oleh dua negara jiran ini telah memunculkan dua kali perang setelah Kashmir merdeka dari penjajahan Inggris tahun 1947.
Pemberontak Kashmir telah berjuang untuk memerdekakan dirinya dari India sejak tahun 1989 dan ingin bersatu dengan Pakistan. Namun India tetap mempertahankannya dan menuding Pakistan terlibat dalam melatih dan mempersenjatai pemberontak Kashmir.
HINDUSTAN TIMES | CBS | MARIA RITA