TEMPO.CO, London - Pakar keamanan mengingatkan Inggris tentang ancaman ISIS yang akan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) untuk membawa dan menjatuhkan bom di sejumlah kota atau meledakkannya di jalan-jalan yang dilewati masyarakat umum di negara tersebut.
Peringatan tersebut dikeluarkan setelah baru-baru ini terungkap ada drone yang menjadi alat pembunuh terbaru ISIS di Suriah dan Irak. Drone-drone itu beterbangan di kawasan Suriah dan Irak.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis, 28 Juli 2016, drone kini digunakan ISIS untuk membawa bahan peledak dan kemudian meledakkan pasukan Suriah dan Irak. Drone ini juga menjadi alat mata-mata ISIS dengan cara dipasangi kamera untuk memetakan posisi pasukan musuh.
Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, mantan kepala senjata kimia dan biologi untuk pasukan Inggris dan NATO, mengaku dia pertama kali melihat ISIS mengendalikan drone pada Mei lalu. Drone itu, kata Hamish, mampu membawa 5 kilogram bom. "Mereka (ISIS) juga dapat mengisi drone dengan bom klorin atau mustard," ujarnya.
Sejumlah fotografer bahkan menemukan bukti para milisi ISIS menggunakan drone kecil untuk menyebarkan teror di Timur Tengah. ISIS diduga akan mampu merakit drone di Inggris dan drone akan berperan melakukan penyerangan secara sendirian. "Mereka dapat melakukannya di Eropa."
Ancaman ini kian nyata karena membeli drone tidaklah sulit. Melalui situs Amazon, drone bisa dibeli secara online dan dikirim kepada pembeli. Untuk itu, Inggris diminta memperketat aturan penggunaan drone secara komersial agar negara itu tetap aman.
Saat ini sejumlah kementerian di Inggris sedang mengkaji kemungkinan memperkenalkan skema baru, yakni mewajibkan pendaftaran drone. Hal ini sudah dilakukan di Irlandia dan Amerika Serikat.
DAILYMAIL.CO.UK | MARIA RITA