TEMPO.CO, Buluan, Maguindanao - Presiden Filipina Rodrigo Duterte membenarkan kehadiran kelompok milisi ISIS di Pulau Sulu dan Basilan di provinsi otonomi khusus muslim, Mindanao.
"ISIS merupakan produk putus asa. Mereka hadir di Sulu dan bahkan mencemari Basilan," kata Duterte di hadapan ratusan pendukungnya saat berkunjung ke Maguindanao, Jumat, 22 Juli 2016, seperti dikutip dari Manila Times.
Letak Basilan dan Sulu berdekatan dengan perbatasan tiga negara, yakni Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Sulu dan Basilan menjadi markas besar kelompok Abu Sayyaf. Sejak Januari lalu, tindakan kekerasan di wilayah itu semakin sering terjadi, termasuk penculikan dan pembantaian tawanan Abu Sayyaf.
Menurut Duterte, anggota-anggota ISIS putus asa setelah para pemimpin mereka di Irak dan Libya tumbang dan berlanjutnya tekanan terhadap warga Suriah, khususnya penderitaan panjang anak-anak. Itu alasan ISIS hadir di mana-mana.
Duterte mengatakan pemerintah akan mengirim lebih banyak pasukan keamanan untuk mengakhiri aksi terorisme di Filipina. Sekitar 10 ribu hingga 20 ribu pasukan tambahan akan dikerahkan ke Mindanao untuk memberantas kelompok-kelompok teror.
"Dimulai beberapa tahun lalu. Sepertinya wajah kita ditampar, setiap waktu ada orang asing atau warga lokal dieksekusi. Ini mempermalukan negara," kata Duterte.
MANILA TIMES| MARIA RITA