TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja Palestina tewas ditembak pasukan Israel di tempat unjuk rasa dekat Yerusalem. "Mohiyeh al-Tabakhi, 12 tahun, tewas ditembak serdadu Israel di daerah pendudukan Al-Ram dekat Yerusalem," kata Menteri Kesehatan Palestina melalui sebuah pernyataan, Selasa, 19 Juli 2016.
Kawasan pinggiran Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat dekat Yerusalem dipisahkan dengan Kota Suci oleh "Tembok Pemisah" yang dibangun Israel. Bocah tersebut, tulis Al Jazeera, dihantam peluru karet pada bagian dada hingga menembus jantung.
"Dia cedera serius hingga ke jantung sebagaimana diwartakan kantor berita WAFA mengutip keterangan sumber medis," Al Jazeera melaporkan.
Polisi Israel mengatakan mereka menggunakan gas air mata dan bom suara untuk menghalau pengunjuk rasa di kawasan tersebut. "Ketika kami mendapat serangan bom molotov, pasukan menggunakan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan demonstran," kata juru bicara kepolisian, Luba Samri, kepada AFP. "Tidak ada tembakan."
Sebelumnya, pada Selasa, 19 Juli, seorang warga Palestina tewas dibedil setelah menusuk dua tentara Israel di daerah pendudukan Tepi Barat. "Dia tewas akibat luka yang diderita," ujar juru bicara rumah sakit.
Mustafa Baradeh, 51 tahun, kata serdadu Israel, mencoba melukai tentara dengan obeng sebelum ditembak mati. "Dia juga memegang belati di tangannya."
Serangan dengan pisau itu berlangsung pada Senin, 18 Juli, di dekat Al-Arroub, sebelah utara Kota Hebron, Tepi Barat. Saudara laki-laki Baradeh, Ibrahim, tewas pada April 2016 setelah mencoba melukai seorang tentara Israel dengan kampak. Baradeh berasal dari kamp pengungsi Al-Arroub, terletak di antara Bethlehem dan Hebron.
Menurut catatan AFP, kekerasan di wilayah Palestina dan Israel sejak Oktober 2015 telah menewaskan sedikitnya 217 warga Palestina, 34 Israel, dua Amerika Serikat, serta seorang Eritrea dan Sudan.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN