TEMPO.CO, Berlin - Jerman dianggap sebagai salah satu negara Eropa yang menjadi tujuan para pengungsi Afganistan. Di Negeri Bavarian tersebut, terdapat sekitar 1,2 juta warga Afganistan yang menetap. Salah satu di antara mereka tewas, Senin, 18 Juli 2016, dibedil polisi Jerman setelah menusuk seorang penumpang kereta api dan melukai 20 orang lainnya.
Komisi Eropa memperkirakan pada akhir 2017, jumlah tersebut melonjak dua kali lipat, sekitar tiga juta penduduk Afganistan bakal membanjiri Eropa untuk mencari suaka.
Sebuah studi yang diterbitkan pada April 2016 oleh Yayasan Friedrich Ebert Jerman menyebutkan, sekitar 154 ribu warga Afganistan berimigrasi ke Jerman pada 2015. Dari jumlah tersebut, 32 ribu mengajukan permohonan menjadi warga negara Jerman. Sedangkan 120 ribu lainnya menetap di Jerman sebagai pendatang haram atau masuk ke negara Eropa lainnya.
"Mayoritas warga Afganistan yang masuk ke Jerman adalah kaum belia dan laki-laki," bunyi hasil penelitian tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Guardian, Selasa, 19 Juli 2016.
Dalam wawancara terhadap sebagian besar warga Afganistan di Jerman untuk kepentingan survei menemukan fakta bahwa mereka sengaja meninggalkan negaranya akibat masalah ekonomi.
"Perkembangan politik di Eropa atau kebijaksanaan Kanselir Angela Merkel membuka lebar pintu perbatasan pada puncak krisis pengungsi hanya memainkan peran kecil yang mendorong pengungsi Afganistan meninggalkan negara mereka," tulis Guardian mengutip hasil studi.
Jerman, yang sebelumnya menyambut baik kehadiran pengungsi, akan mengambil kebijaksanaan ketat. Bahkan negeri itu akan mendeportasi para pencari suaka yang permohonannya ditolak.
GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN