TEMPO.CO, Istanbul - Fethullah Gulen, bekas sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan, membantah tudingan bekas kawannya itu bahwa ia berperan dalam kudeta militer di Turki. Gulen yang kini menetap di Saylorsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat, mengutuk keras upaya penggulingan pemerintah.
"Saya mengutuk dalam istilah terkuat terhadap usaha kudeta militer di Turki," ujar Gulen, yang telah bertahun-tahun berada di pengasingannya di Amerika, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters, Minggu, 17 Juli 2016.
"Sebagai seseorang yang menderita di bawah beberapa kudeta militer selama lima dekade terakhir, terlebih menerima tuduhan yang menghina mempunyai hubungan dengan usaha semacam itu, saya dengan tegas membantah tuduhan tersebut," tegas Gulen.
SIMAK: Siapa Fethullah Gulen, Sosok Tertuduh di Balik Kudeta Turki
Gulen bahkan menyerang balik dengan mengatakan, “Ada kemungkinan kudeta tersebut sengaja dirancang dan bisa dijadikan untuk menuduh Gulenis (pengikut setia Gulen),” seperti dilansir Guardian.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemerintah telah mengatakan bahwa pengikut Gulen dalam militer bertanggung jawab atas usaha mengambil alih pemerintah pada Jumat malam dan Sabtu pagi.
Pemerintah Turki menuduh Gulen mencoba menciptakan sebuah struktur pararel di kepolisian, pengadilan, media, dan angkatan bersenjata yang bertujuan untuk mengambil alih negara itu.
Gulen, 75 tahun, sudah meninggalkan Tanah Airnya pada 1999. Meski lama tinggal di Amerika, Gulen punya pengikut setia di Turki. Pengikutnya kebanyakan masyarakat Turki yang berpendidikan dan profesional. Mereka menganut gerakan Hizmet yang mendukung aliran Sunni.
Gerakan Hizmet dan banyak mendanai organisasi non-pemerintah di Turki. Dana dialirkan ke ratusan sekolah sekuler, pusat pelatihan gratis, serta rumah sakit untuk mengentaskan masalah sosial di sana. Beberapa sukarelawan gerakan tersebut juga memiliki stasiun televisi, koran dengan sirkulasi terbesar, tambang emas, dan paling sedikit satu bank.
Gulen dan pengikutnya juga membangun jaringan sekolah dan universitas yang beroperasi di lebih dari seratus negara termasuk Amerika. Di Amerika, salah satu kerajaan akademik Gulen adalah Harmony Public School, sekolah dengan kategori charter school terbesar di Texas. Charter school merupakan sekolah dengan biaya terjangkau tapi bukan milik pemerintah.
SIMAK: Cara Erdogan Umumkan Eksistensinya Usai Kudeta Gagal
Pendukung Gulen dari Alliance for Shared Values on Development in Turkey juga membantah keterlibatan Gulen melalui keterangan tertulis. Mereka menuturkan Gulen dan partisipan Hizmet mendedikasikan komitmen mereka untuk kedamaian dan demokrasi selama lebih dari 40 tahun. Mereka juga mengutuk intervensi militer dalam politik Turki. “Komentar pro-Erdogan tentang gerakan kami sangat tidak bertanggung jawab,” ucap mereka.
Hubungan Erdogan dengan Gulen sebelumnya terjalin dengan baik. Gerakan Gulen merupakan pendukung kuat Erdogan selama satu dekade terakhir. Media pro-Gulen menginvestigasi rencana kudeta para komandan militer Turki. Gerakan Gulen juga berbahaya untuk dikritik pada masa itu.
WDA | REUTERS | GUARDIAN