TEMPO.CO, Nice - Kepolisian Prancis secara resmi telah mengidentifikasi pria yang mengendarai truk dan melindas ratusan orang, 84 di antaranya tewas, di Promenade des Anglais, sebelum ditembak mati oleh polisi.
Pria yang awalnya disebut oleh sumber tidak resmi sebagai warga Prancis keturunan Tunisia berusia 31 tahun, teridentifikasi dari surat-surat yang ditemukan di lori, yang penuh granat dan senjata.
Sumber polisi yang terlibat dalam penyelidikan tersebut mengatakan pelaku adalah penduduk Nice kelahiran Tunisia.
Seperti dilansir Guardian pada Jumat, 15 Juli 2016, pria itu diketahui tidak termasuk dalam daftar pantauan intelijen Prancis, tapi diketahui pernah berurusan dengan pihak berwajib dalam kejahatan hukum umum, seperti pencurian dan kekerasan.
"Investigasi atas identifikasi sopir truk itu masih dilakukan," kata sumber tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan insiden tersebut merupakan sebuah serangan teror. Dalam keterangan pers di kediamannya, Hollande mengumumkan status darurat yang seharusnya berakhir pada 26 Juli 2016 akan diperpanjang selama tiga bulan ke depan.
Hollande juga menyatakan Prancis akan mengerahkan 10 ribu anggota militer untuk mengamankan situasi. Dia juga akan mengunjungi Nice, Jumat ini, sebagai bentuk dukungannya terhadap warga.
Dalam insiden pada Kamis, pukul 22.40 waktu Prancis itu, sedikitnya 84 orang telah menjadi korban tewas akibat serangan dengan menggunakan truk tronton di kerumunan warga yang tengah mengikuti perayaan Bastille Day di Nice, Prancis.
Berdasarkan keterangan jaksa, sang sopir menabrakkan truk yang dikendarainya ke arah kerumunan orang dengan kecepatan tinggi. Sopir truk tersebut akhirnya ditembak mati aparat kepolisian.
Selain warga Prancis, dilaporkan ada beberapa korban yang merupakan warga negara asing.
BBC | GUARDIAN | YON DEMA