TEMPO.CO, New York - Mantan Ketua Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa John Ashe meninggal pada usia 61 tahun. Ashe meninggal sebagai terdakwa penipuan pajak sehubungan dengan suap semasa ia menjabat posisi nomor 1 di Majelis Umum PBB.
Ashe, yang berasal dari Pulau Twin-Island Karibia Negara Antigua dan Barbuda, meninggal di rumahnya di Dobbs Ferry, New York, Rabu, 22 Juni 2016. Kematian Ashe telah dikonfirmasi Sersan Vincent Ingani, dari Departemen Kepolisian Ferry Dobbs, tapi Ingani tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Ashe dituduh telah menyalahgunakan posisinya dan menerima uang suap US$ 1,3 juta atau Rp 17,1 miliar dari pengusaha Cina dan ditangkap pada Oktober atas tuduhan federal.
Jaksa mengatakan Ashe menerima suap lebih dari US$ 500 ribu dari miliarder Makau, Ng Lap Seng, untuk mencari dukungan PBB dalam pengadaan pusat konferensi di Makau yang akan dikembangkan perusahaan real estate Ng Lap Seng.
Jaksa juga mengatakan Ashe menerima lebih dari US$ 800 ribu dari pengusaha Cina untuk mendukung kepentingan mereka dalam PBB dan Antigua. Ashe didakwa dengan penipuan pajak sehubungan dengan suap, di tengah pertanyaan apakah kekebalan diplomatik mungkin menghalangi setiap tuduhan penyuapan terhadap Ashe.
Baca Juga:
Namun, pada rapat 9 Mei lalu, Asisten Kejaksaan Amerika Serikat Daniel Richenthal mengatakan jaksa berencana mencari dakwaan baru dalam kasus melawan Ashe.
DAILY MAIL | ATIKA NUSYA PUTERI |MR