TEMPO.CO, Moskow - Sebanyak 11 orang tewas, 10 di antaranya anak-anak, setelah badai menghantam tiga kapal turis di Danau Syamozero, Karelia, Rusia, Minggu, 19 Juni 2016.
Menteri Pariwisata Karelia Ekaterina Biktimirova mengatakan terdapat 49 orang di dalam kapal turis yang karam tersebut. Tiga belas orang di antaranya anak-anak berusia 12 dan 15 tahun. Kapal berangkat pada Sabtu, 18 Juni 2016, waktu setempat. Mereka terjebak dalam badai pada malam hari.
“Tim penyelamat menemukan 11 jasad anak, dua lainnya belum ditemukan,” katanya, seperti dilansir Independent.co.uk, Minggu kemarin.
Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin mengatakan semua anak yang ditemukan jasadnya berasal dari Moskow. “Berdasarkan data sementara, 10 anak yang meninggal berasal dari Moskow. Belasungkawa untuk keluarga dan kerabat,” tulisnya dalam Twitter.
Tim penyelamat mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya menerima laporan sekitar pukul 11.15 pada Minggu waktu setempat bahwa ada grup turis yang hilang di Danau Syamozero setelah terjadi badai. Kapal dan helikopter pun dikerahkan ke lokasi.
Baca Juga:
Tim penyelamat menyatakan ada 51 orang dalam tiga kapal tersebut. Mereka berhasil menyelamatkan 36 orang.
Salah satu anak yang selamat, Yulia, 12 tahun, mengatakan grupnya berangkat menggunakan dua kapal dan sebuah perahu rakit saat badai mulai muncul. Ia terseret ke daratan dan sempat tak sadarkan diri. Saat sadar, ia mulai berjalan hingga tiba di Desa Kudama. Di sana ia memberi tahu tentang kejadian tersebut.
Selama di perjalanan, ia menemukan seorang anak lelaki yang juga selamat tapi berlumuran darah dan tak bisa bergerak. Ia mengingat lokasinya dan memberi tahu warga desa.
Juru bicara Komite Investigasi, Vladimir Markin, juga menyebutkan jumlah yang berbeda. Menurut dia, ada 47 anak dan empat orang dewasa di tiga kapal turis tersebut.
Terlepas dari jumlah penumpang yang berbeda, Vladimir mengatakan pihaknya telah menahan seorang instruktur. Instruktur tersebut diduga tak mematuhi aturan keselamatan.
Stasiun televisi nasional telah menyiarkan peringatan badai sehari sebelumnya. Semua kapal yang berencana berlayar di danau dilarang berangkat.
INDEPENDENT.CO.UK | BBC | VINDRY FLORENTIN