TEMPO.CO, Orlando - Istri pria bersenjata yang menewaskan 49 orang di sebuah klub malam gay di Orlando, Florida, Amerika Serikat, dituduh mengetahui rencana serangan itu dan akan didakwa dalam waktu dekat. Penembakan yang dilakukan Omar Mateen tersebut merupakan insiden penembakan terburuk dalam sejarah modern Amerika.
Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan juri federal sudah bertemu dan akan menuntut istri Omar Mateen, Noor Salman, pada Rabu pagi waktu setempat.
Menurut BBC, Rabu, 15 Juni 2016, yang mengutip sumber Biro Investigasi Federal (FBI), jaksa penuntut kini sedang berusaha mengajukan klaim terkait dengan dugaan keterlibatan Salman dalam 49 pembunuhan dan 53 percobaan pembunuhan.
Salman juga dianggap gagal memberi tahu pihak berwenang tentang rencana serangan itu dan menipu agen federal.
Salman sebelumnya mengatakan kepada agen federal bahwa dia mencoba membujuk suaminya membatalkan serangan itu. Namun Salman juga memberi tahu FBI bahwa dialah yang mengantar suaminya ke klub malam Pulse tersebut.
"Tampaknya dia memiliki beberapa informasi tentang apa yang terjadi," kata Senator Amerika Angus King, anggota Komite Intelijen Senat, yang menerima keterangan ihwal penyelidikan itu.
Omar Mateen, yang ditembak mati polisi setelah tiga jam drama penyanderaan di klub itu, Minggu lalu, sempat menghubungi 911 saat melakukan serangkaian tembakan dan mengucapkan ikrar janji setianya kepada beberapa kelompok militan Islam.
Sebelum insiden nahas tersebut, Mateen telah beberapa kali mengunjungi klub tersebut sebagai tamu dalam tiga tahun terakhir dan berinteraksi dengan pelanggan klub lain pada aplikasi kencan gay online.
Penyidik federal mengatakan Mateen mungkin bertindak sendiri dan tidak ada bukti yang menunjukkan dia menerima perintah atau bantuan dari kelompok luar, seperti dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mateen, 29 tahun, adalah warga Amerika keturunan Afganistan yang lahir di New York.
BBC | FOX NEWS | NY DAILY NEWS | YON DEMA