TEMPO.CO, Florida - Seorang pengunjung Pulse Nightclub, klub malam yang menjadi sasaran tempat penembakan yang menewaskan 50 orang, menggambarkan adegan menakutkan selama peristiwa terjadi, Minggu dinihari, 12 Juni 2016.
Christopher Hansen mengaku tak benar-benar melihat penembak itu. Namun, ketika banyak orang merunduk, ia ikut merunduk dan mulai merangkak ke luar. “Ketika saya berada di seberang jalan, ada darah, darah di mana-mana,” ujarnya.
Hansen mengaku mendengar suara benturan keras yang ia kira bagian dari musik klub itu. “Saya tidak yakin apakah itu musik. Saya pikir itu adalah lagu Ying Yang Twins,” ucap Hansen. “Awalnya terdengar dengan beat, sampai Anda mendengar seperti, terlalu banyak tembakan. Saat itulah Anda tahu bahwa tu kekacauan.”
Hanen, dengan bandananya, membalut luka korban yang terkena peluru. “Ini adalah kali pertama saya ke klub Pulse,” ucapnya. Ia juga mengatakan baru saja pindah ke Orlando dari Ohio.
Penyelidikan terhadap penembakan sedang berlangsung. Pihak berwenang telah mengidentifikasi penembaknya, yakni Omar Mateen dari Port St Lucie, Florida. Sebanyak 50 orang tewas dalam tragedi itu dan Wali Kota Buddy Dyer telah menyatakan keadaan darurat di kota tersebut. Selain itu, 53 orang lainnya terluka.
TIME | DIKO OKTARA