TEMPO.CO, London - Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengklaim Google telah bekerja sama dengan tim kampanye Hillary Clinton untuk mempromosikan calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat itu.
Dikutip dari laman Belfast Telegraph, Rabu, 8 Juni 2016, Assange muncul dalam sebuah link video dari Kedutaan Ekuador di London.
Baca Juga:
"Google secara langsung terlibat dengan kampanye Hillary Clinton," kata Assange, mengklaim raksasa teknologi itu juga menggunakan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat secara quid pro quo (beri dan ambil).
Assange juga menuduh Clinton tengah mempersiapkan rencana perang. "Tentu saja, ketika dia berkuasa, dia menjadi masalah bagi kebebasan berbicara. Kita tahu apa yang akan dia lakukan. Dia membuat kebijakan yang menghancurkan Libya, juga terlibat dalam proses pengambilalihan gudang senjata Libya dan mengirimnya ke Suriah. "
Assange menggambarkan Clinton sebagai “elang yang siap berperang”.
"Apa yang kita ketahui tentang Clinton adalah seekor elang yang memiliki alat-alat intervensi hukum, retorika tersembunyi tentang perang, dan seseorang yang tampaknya ingin memulai itu."
Dia kemudian menyebut mantan CEO Google Eric Schmidt hendak duduk di bagian inovasi di Pentagon.
"Google sangat terintegrasi dengan kekuatan Washington, pada tingkat pribadi dan tingkat bisnis. Google, yang telah meningkatkan kontrol atas saluran distribusi, secara intens bersekutu dengan pemerintah Amerika."
Pendiri dan wakil editor WikiLeaks itu juga menambahkan bahwa Google sangat bertentangan dengan Cina.
Assange tinggal di Kedutaan Ekuador di London sejak Agustus 2012.
Dia pernah akan diinterogasi di Swedia atas tuduhan pencabulan. Assange menyangkal, tapi percaya dia hendak diekstradisi ke Amerika Serikat untuk ditanyai tentang aktivitas WikiLeaks jika ia melakukan perjalanan ke Swedia.
Pada Februari, kelompok kerja PBB memutuskan dia telah ditahan di Inggris secara ilegal. Kelompok Kerja PBB tentang Penahanan Sewenang-wenang mengatakan pihak berwenang Swedia dan Inggris harus mengakhiri "perampasan kemerdekaan" Assange dan menghormati integritas fisik dan kebebasannya bergerak.
Melinda Taylor, bagian dari tim hukum Assange, mengatakan laporan PBB menegaskan bahwa pendiri WikiLeaks itu bukan seorang buron.
BELFAST TELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA