TEMPO.CO, Davao City - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, pada Selasa, 31 Mei 2016 malam mengumumkan kabinet kerjanya yang akan membantunya mewujudkan semua program kerjanya seperti disampaikan saat kampanye.
Bertempat di Rumah Tamu Presiden yang dikenal sebagai Malcanang dari Selatan di Panaca, Davao City, Duterte membacakan ke 32 nama menteri dan pejabat setingkat menteri untuk membantu kerja pemerintahannya lima tahun ke depan.
Dari nama-nama yang dibacakan beberapa di antaranya datang dari kalangan akademisi dan profesional serta lainnya dari kalangan partai politik serta purnawirawan tentara dan polisi.
Menurut Duterte, semua menteri dan pejabat setingkat menteri yang dipilihnya merupakan orang kepercayaannya sehingga akan memudahkannya menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.
"Saya memastikan bahwa mereka semua yang saya pilih adalah orang-orang yang memiliki integritas dan kejujuran," kata Duterte, seperti yang dilansir Reuters.
Dari 32 Kementerian dan Lembaga tersebut, terdapat beberapa lembaga dan kementerian yang dibentuk sesuai dengan janjinya pada masa kampanye, yakni untuk membasmi penjahat, narkoba, korupsi dan merangkul komunis. Misalnya, Kementerian Perdamaian (Untuk Komunis), Drug Enforcement Agency Filipina, Komisi Nasional Muslim Filipina, Komisi Anti-Kemiskinan Nasional, Biro Investigasi Nasional dan Penasihat Keamanan Nasional.
Duterte juga menempatkan banyak orang militer di dalam kabinetnya. Ini sesuai janji dalam kampanyenya.
Presiden berusia 71 tahun tersebut juga memasukan nama Nicanor Faeldon, yang memimpin upaya kudeta sekitar satu dekade lalu terhadap presiden Gloria Macapagal Arroyo atas keprihatinan korupsi, sebagai kepala biro bea cukai, lembaga pendapatan terbesar kedua di negara itu.
Duterte juga mengatakan bahwa untuk menghormati temanya Ferdinad Marcos Jr yang kalah dalam pemilihan wakil presiden, maka dia tidak akan menyertakan wakil presiden terpilih Leni Robredo untuk mengusulkan menteri.
Selain itu pada kesempatan yang sama , pria yang oleh media barat dianggap sebagai Donald Trump dari Asia ini, mengatakan akan merekrut dua divisi tentara dan 3.000 polisi tambahan untuk membantu mengatasi keamanan nasional, narkoba dan kejahatan.
REUTERS|RAPLER|PHIL STAR|INQUIRER|YON DEMA