TEMPO.CO, London- Keceriaan dalam keluarga Richard Osman, 40 tahun, seketika berubah menjadi duka. Beberapa minggu sebelum keberangkatannya ke tempat tugasnya, dia baru saja merayakan kelahiran anak keduanya.
"Dia gembira menyambut kelahiran putri kedua, setiap saat dia memberitahu sangat senang dengan kehadiran bayi tersebut, tetapi kini dia telah meninggalkan anak-anaknya," kata Alastair Osman, adik dari Richard Osman.
Alastair kemudian menuturkan Richard merupakan satu dari 66 penumpang dan kru EgyptAir MS804 yang jatuh di laut Mediterania, Kamis pagi, 19 Mei 2016. Alastair menyakini saudaranya itu tewas setelah serpihan EgyptAir MS804 ditemukan di laut Mediterania.
Richard, satu-satunya warga Inggris di dalam pesawat nahas EgyptAir MS804, merayakan kelahiran putri keduanya tiga minggu lalu. Ia menikahi perempuan Prancis, Aureilie. Anak pertama pasangan ini seorang perempuan. richard dan istrinya memberi nama putri kedua mereka Olympe.
Keluarganya tidak bisa menahan rasa sedih saat mengetahui pesawat yang ditumpangi Richard dari Paris, Prancis ke Mesir hilang dari radar dan diperkirakan jatuh di laut Mediterania.
"Saya masih terbayang kegembiraan Osman, geolog yang terbang ke Mesir karena urusan pekerjaan," kata Alastair.
Richard merupakan alumni sekolah Ratu Elizabeth di Carmarthen dan melanjutkan studi di Universitas Kingston dan sekolah pertambangan Camborn di Cornwall.
Tim pencari pesawat EgyptAir MS804 hari ini menemukan serpihan pesawat dan beberapa barang milik penumpang sekitar 200 KM dari Alexandria, Mesir.
TELEGRAPH|BBC|YON DEMA