TEMPO.CO, Washington - Pejabat Amerika Serikat tidak melihat kecelakaan pesawat EgyptAir yang jatuh dalam perjalanan Paris-Kairo, Kamis, 19 Mei 2016, akibat ledakan sebagaimana direkam satelit di ruang angkasa.
Pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan kepada kantor berita Reuters, Kamis, kesimpulan sementara dari hasil pertemuan dengan pihak intelijen menyebutkan bahwa insiden yang menewaskan 66 orang di dalam kabin pesawat itu bukan akibat ledakan bom. Keterangan tersebut sekaligus membantah laporan sejumlah media.
Amerika Serikat, pejabat intelijen itu menjelaskan, tidak mengesampingkan berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk kegagalan mesin pesawat, terorisme, atau ada unsur kesengajaan dari pilot atau awak kabin lain.
Adapun pejabat dari EgyptAir kemarin membuat keterangan kepada awak media bahwa potongan benda yang diduga milik penumpang pesawat telah ditemukan di Laut Mediterania. "Kementerian Perhubungan Udara Sipil Mesir juga telah menerima surat resmi dari Kementerian Luar Negeri yang membenarkan bahwa telah ditemukan serpihan pesawat terbang yang hilang dengan No. MS 804," tulis Kementerian dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter.
Kementerian menambahkan, "Tim Investigasi Mesir bekerja sama dengan rekan dari Yunani masih mencari benda-benda pesawat."
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Saipul Jamil Tatap Mata Korban, Ada Peragaan & Soal Celana