TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Penerbangan Sipil Mesir Sherif Fathi mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat EgyptAir MS804 dengan rute Paris-Kairo di Laut Mediterania, Kamis pagi, 19 Mei 2016.
“Kemungkinan jatuh karena serangan teroris lebih besar dibanding kesalahan teknis,” ujar Fathi, seperti dilansir CBS, Kamis.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Keamanan Rusia Alexander Bortnikov. “Dalam kejadian-kejadian serupa sebelumnya, ini serangan teror,” katanya.
Pihak maskapai EgyptAir mengatakan satuan militer Mesir telah menerima sinyal darurat dari pesawat dengan nomor penerbangan MS804 itu. Namun, setelah itu, komunikasi terputus dan tidak ada notifikasi panggilan tanda bahaya yang dilakukan pilot.
Baca Juga: Benda Diduga Milik EgyptAir 804 Ditemukan di Yunani
“Pasti telah terjadi sesuatu yang mencegah pilot berkomunikasi atau membuat mereka sibuk sehingga mereka tidak mengutamakan komunikasi radio,” kata konsultan penerbangan.
Otoritas Mesir kini mengidentifikasi dan mengecek latar belakang semua penumpang untuk melihat apakah ada kaitannya dengan kelompok ekstremis.
Setengah dari jumlah penumpang pesawat yang terbang dari Paris tersebut merupakan warga negara Mesir, yakni 30 orang. Sedangkan 15 lainnya berasal dari Prancis, dan sisanya berasal dari delapan negara, termasuk Aljazair, Belgia, Inggris, dan beberapa negara Teluk Persia.
Keberadaan pesawat sebelumnya tidak dapat dideteksi radar ketika terbang di ketinggian 11.300 meter di wilayah Mediterania bagian timur atau sekitar 16 kilometer dari wilayah udara Mesir. Pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 02.45 waktu Kairo.
Simak Pula: 12 Fakta tentang EgyptAir 804 yang Hilang
Dalam unggahan di Twitter pada Kamis pagi, EgyptAir mengatakan kapten pesawat A320 Airbus yang hilang adalah pilot yang berpengalaman. Dia memiliki lebih dari 6.000 jam terbang, sedangkan co-pilot memiliki 2.700 jam. Insiden ini berlangsung 2 bulan setelah pesawat EgyptAir dibajak seorang penumpang yang mengenakan ikat pinggang bom bunuh diri.
CBS NEWS | GHOIDA RAHMAH