TEMPO.CO, Kolombo - Hujan selama tiga hari berturut-turut mengakibatkan tanah longsor yang mengubur tiga desa di Arayanake Divisional Secretariat, Provinsi Kegalle, Sri Lanka.
Palang Merah dan satuan penyelamatan lain memperkirakan jumlah orang yang hilang akibat peristiwa pada Rabu pagi, 18 Mei 2016 waktu setempat ini bisa mencapai 400 orang.
Operasi penyelamatan sedang berlangsung, dan sejauh ini lima mayat telah ditemukan. Adapun total korban meninggal, menurut Asian Correspondent, adalah 11 orang. Situs berita lain juga melaporkan bahwa hujan lebat dan banjir bandang telah memaksa 137 ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Menanggapi bencana ini, pemerintah Sri Lanka telah mengerahkan pasukan untuk mengevakuasi warga yang tinggal di daerah rawan longsor seperti lereng dan daerah banjir. Selain Palang Merah, angkatan laut dan angkatan udara dilibatkan.
Rabu pagi, Palang Merah mengatakan telah menyelamatkan 180 orang yang kini diamankan di sebuah kuil dan telah disediakan dengan makanan, selimut, dan pertolongan pertama.
Lembaga perkiraan cuaca Accuweather memprediksi hujan lebat akan terus turun di wilayah barat Sri Lanka sampai Kamis.
ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA