TEMPO.CO, Sydney - Aparat keamanan Australia telah menahan lima pria yang diduga berencana berlayar ke Indonesia dan Filipina untuk selanjutnya bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
Salah seorang yang ditahan adalah pendakwah Islam Australia, Musa Cerantonio, yang ditahan di Filipina pada 2014 dan dikirim pulang karena mengajak orang untuk bergabung dengan kelompok militan di Irak dan Suriah.
Polisi federal Australia, dalam sebuah pernyataan, mengatakan Cerantonio membeli sebuah perahu berukuran 7 meter dan telah membawanya berlayar sejauh 2.840 kilometer dari Melbourne utara ke Cairns, Queensland. Dari sini, mereka berencana berlayar ke Indonesia.
"Kami sedang menyelidiki dugaan mereka berencana berlayar melalui Indonesia, lalu ke Filipina, dengan maksud berakhir di Suriah," kata Wakil Komisaris Kepolisian Negara Bagian Victoria, Shane Patton, seperti yang dilansir Channel News Asia, pada 11 Mei 2016.
Australia selama ini dikritik atas kebijakan imigrasi yang keras, yang ditujukan untuk menghentikan pencari suaka dengan menggunakan perahu dari Indonesia ke Australia. Tapi tidak sedikit juga yang telah mencoba melakukan perjalanan dengan arah yang berlawanan.
Di bawah peraturan keamanan baru yang disahkan pada 2014, Australia melarang perjalanan ke luar negeri, ke daerah-daerah yang dinyatakan terlarang, termasuk ke Provinsi Raqqa di Suriah.
Sekitar 100 orang diyakini telah meninggalkan Australia untuk menuju Suriah guna berjuang bersama organisasi teroris seperti ISIS.
CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA