TEMPO.CO, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengatakan pihaknya tidak akan menggunakan senjata nuklir bila kedaulatan negaranya tidak dilanggar negara lain.
Hal itu disampaikannya di depan ribuan orang yang menghadiri peringatan kongres Partai Pekerja ke-35 di Pyongyang pada Sabtu, 7 Mei 2016, seperti dilansir kantor berita pemerintah.
"Sebagai sebuah negara yang bertanggung jawab terhadap senjata nuklir, republik kami tidak akan menggunakan senjata nuklir bila kedaulatannya tidak dirampas agresi pasukan asing," tulis kantor berita KCNA mengutip pidato Kim.
Pada pertemuan peserta kongres, Kim juga menuturkan Korea Utara mungkin menghendaki normalisasi perjanjian dengan sejumlah negara untuk menghentikan permusuhan, di antaranya dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Wartawan Al Jazeera, Harry Fawcett, yang melaporkan dari ibu kota Korea Selatan, Seoul, mengatakan pernyataan Kim yang disampaikan di depan peserta kongres agaknya berbeda dengan beberapa pernyataan yang dibuat dalam beberapa pekan dan bulan ini.
"Keinginan Korea Utara meluncurkan nuklir sebagai upaya serangan preemptive tidak akan benar-benar menjadi kenyataan karena pasti mendapatkan balasan setimpal dari Amerika Serikat," ucap Fawcett.
Korea Utara menarik diri dari perjanjian nonproliferasi nuklir pada 2003 dan mulai melakukan uji coba senjata nuklir tahun 2006.
Sejak Kim mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya, Kim Jong-il, pada 2011, Korea Utara telah dua kali melakukan uji coba nuklir dan dua kali sukses meluncurkan roket ke ruang angkasa yang diduga dilengkapi kepala nuklir.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca juga:
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Pembunuhan Feby UGM: Ada 56 Adegan, Pelaku Sempat Berdoa