TEMPO.CO, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, 33 tahun, melarang rakyatnya menyelenggarakan pesta pernikahan atau upacara pemakaman di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, menyusul persiapan kongres partai berkuasa, Partai Rakyat Pekerja, yang sedang dilakukan.
Laman Independent, Senin, 2 Mei 2016, melaporkan bahwa partai yang dipimpin langsung oleh cucu pendiri Korea Utara itu akan melangsungkan kongres pada Jumat, 6 Mei 2016. Kongres ini absen selama 36 tahun.
Gerakan bebas masuk dan keluar ibu kota juga dilarang. Petugas sibuk melakukan inspeksi dan pencarian terhadap properti yang diklaim berasal dari dalam negeri.
Menurut Cheong Joon-hee, juru bicara di Kementerian Unifikasi Korea Selatan, langkah-langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk mengurangi risiko kecelakaan saat acara berlangsung.
Kongres terakhir Partai Rakyat Pekerja diadakan pada 1980, saat ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, dikukuhkan sebagai penerus pendiri negara, Kim Il-sung.
Kim Jong-un, yang diprediksi akan menggunakan kongres sebagai dasar legitimasi kepemimpinannya, menyatakan Korea Utara sebagai negara nuklir dan menyampaikan garis besar visi masa depan ekonomi serta militer negara itu.
Surat kabar resmi partai, menyatakan: "(Rakyat Republik Demokratik Korea) bangga bergabung dengan jajaran canggih kekuatan nuklir dan menunjukkan keperkasaan tak terkalahkan dari politik-ideologis, militer, dan sekarang dengan gagah maju ke depan menjadi negara kekuatan ekonomi sosialis dan bangsa yang sangat beradab."
INDEPENDENT | MECHOS DE LAROCHA