TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace mengklaim mendapat bocoran dokumen rahasia yang menunjukkan kesepakatan perdagangan bebas Amerika Serikat dan Uni Eropa yang dapat menimbulkan risiko besar bagi iklim, lingkungan, dan keselamatan konsumen.
Kelompok pembela lingkungan hidup itu menyatakan akan mempublikasikan dokumen rahasia setebal 248 halaman pada Senin, 2 Mei 2016. Greenpeace akan membongkar kebobrokan negosiasi di Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP)—perjanjian ambisius Amerika dan Uni Eropa yang ingin segera dirampungkan akhir tahun ini.
"Dokumen akan dipublikasikan secara online pukul 16.00 waktu Jakarta," demikian pernyataan Greenpeace dikutip dari laman Channel News Asia.
Kelompok itu menyatakan dokumen—yang diperoleh Greenpeace Belanda—mewakili dua pertiga dari rancangan TTIP pada putaran terakhir perundingan pada April. Selain itu, dokumen tersebut mencakup berbagai isu dari telekomunikasi, pangan dan pertanian, serta hambatan perdagangan.
"Dokumen-dokumen yang bocor mengkonfirmasi apa yang kita katakan untuk waktu lama: TTIP akan menempatkan perusahaan swasta di pusat pembuatan kebijakan, sehingga merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat," kata Direktur Greenpeace EU Jorgo Riss.
Amerika dan Uni Eropa mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia sejak 2013. Kesepakatan itu adalah perdagangan bebas dan kesepakatan investasi abad ke-21 yang fokus pada harmonisasi peraturan, menurunkan hambatan investasi, membuka akses ke kontrak pemerintah, serta menangani urusan-urusan baru seperti data perdagangan dan perlindungan konsumen.
Hal ini menimbulkan resistensi dan sentimen proteksionis. Kelompok kritikus mempertanyakan manfaat dari perdagangan yang lebih terbuka. Di Eropa, khususnya, ada kecurigaan bahwa TTIP akan mengikis perlindungan sosial dan konsumen untuk keuntungan bisnis besar.
Greenpeace menyatakan dokumen rahasia membuktikan bahwa perlindungan terhadap lingkungan telah lama diabaikan. Kelompok itu bahkan mengklaim hal tersebut tidak disebutkan sama sekali dalam dokumen usul dan tujuan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pekan lalu, Presiden Amerika Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel membuat pertemuan bersama untuk TTIP. Mereka menyatakan pakta besar bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang sangat dibutuhkan. Namun Presiden Prancis Francois Hollande memperingatkan pada Minggu akan menolak pakta tersebut jika mengancam sektor pertanian di negaranya.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA