TEMPO.CO, Istanbul - Sejumlah artefak atau barang-barang antik dari Suriah telah diselundupkan ke Turki untuk dijual kepada kolektor. Dalam kasus terbaru, polisi Turki telah menahan seorang pria asal Suriah ketika ia berusaha menjual kitab Taurat berusia 600 tahun kepada petugas yang menyamar di Istanbul.
Kitab suci kuno tersebut ditawarkan di situs penjualan online seharga US$ 5 juta (Rp 65,9 miliar). Tersangka diidentifikasi dengan nama Osama Ali T., yang diduga sebagai pengacara asal Suriah.
Osama ditahan polisi dalam operasi di sebuah hotel di Distrik Fatih, Istanbul. Dia sempat berkelit, mengklaim bahwa kitab yang halamannya terbuat dari kulit ikan paus itu milik keluarganya. Osama mengatakan ia membawa kitab Taurat tersebut dari Suriah setelah perang.
Namun polisi menyita kitab tersebut dan menyerahkannya ke Museum Istana Topkapi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh para ahli. Osama, sebagaimana dilansir dari laman Daily Sabah, Jumat, 29 April 2016, telah dibebaskan setelah sempat diinterogasi.
Pada 2012, sebuah kitab Taurat berusia 1.900 tahun juga pernah disita polisi sebelum penyelundup menjualnya ke Kota Adana. Kitab itu juga diselundupkan dari Suriah.
Turki telah menjadi tujuan utama penyelundupan barang antik dari Suriah, setelah negara itu dilanda perang berkepanjangan. Pihak berwenang telah meningkatkan upaya mencegah penyelundupan dan penjualan artefak.
Pemerintah mengeluarkan daftar artefak yang diyakini dicuri dari Suriah serta memperingatkan hal itu kepada agen bea-cukai dan kolektor.
Tahun lalu, tentara Turki merebut artefak besar di Elaz yang telah dicuri dari Museum Palmyra di Suriah. Artefak yang bisa diamankan antara lain sebuah patung bernama "Desert Bride" dan piala anggur milik Kaisar Romawi Tiberius.
DAILYSABAH.COM | MECHOS DE LAROCHA